Generasi muda seperti Cinta Kuya memang cukup kreatif dalam menjalani kehidupan era ini. Selain tidak mau banyak bergantung pada orang tua, sambil sekolah perempuan kelahiran 2 Februari 2004 tersebut memilih berjualan nasi warteg ataupun pisang goreng.
Selain Cinta, sang adik, Nino Kuya juga menyukseskan ide kreatif ini. Saling bahu membahu antara anak-anak dan orang tua yang menyadari buah hati mereka ingin mandiri tersebut, menjadikan bisnis sederhana ini raup omset yang menakjubkan. Yakni mencapai Rp 17 Juta sekali gelar lapak.
Beberapa waktu lalu, Cinta Kuya sempat ketahuan sang ayah hanya punya $ 3 di dalam akun saldonya. Hal ini sempat membuat sang ayah, Uya Kuya, kaget. Sebab dirinya bukan tidak punya uang untuk hidup di Negeri Paman Sam itu, bahkan sang anak difasilitasi rumah yang asri dan nyaman. Namun memang Cinta Kuya tidak terlalu suka menggantungkan keuangannya pada kekayaan orang tua.
Cinta dan Nino Kuya sama-sama berkuliah di Pasadena City College, Los Angeles. Sambil kuliah, keduanya memilih untuk produktif dengan coba jualan aneka makanan yang di Indonesia murah, tapi di sana jadi barang mewah. Misalnya nasi warteg, otak-otak, sop buntut, rendang, tekwan dan pisang goreng. Dagangan itu dijajakan menggunakan mobil mereka di satu spot tertentu. Di antaranya pinggir jalan Brea Orange County, California.
Pangsa pasar dagangannya yang selalu kembali, tentu saja mayoritas orang Indonesia yang ada di sana. Oleh sebab itu, berdagangpun Cinta dan Nino tak banyak kesulitan untuk menjajakannya. Karena permintaan yang ternyata cukup tinggi, Cinta dan Nino dibantu oleh sang ibu atau keluarganya untuk pengolahan dan menjualnya.
Bahkan ada teman bule mereka yang ikut membantu membuat pisang goreng. Hal ini merupakan aksi positif, lepas dari kondisi perekonomian keluarga Kuya yang memang berkecukupan. Namun yang namanya berdagang sebaiknya dicoba setidaknya sekali seumur hidup, untuk melihat bakat terpendam yang mungkin bisa menghasilkan cuan.
BACA JUGA: Warung Cece Surabaya Viral di TikTok karena Menu Penyetan dan Pemiliknya
Apalagi di jaman yang gaya hidupnya cenderung konsumtif seperti sekarang, perlu putar otak juga untuk menghasilkan side income agar tidak terjebak gaya hidup hedon. Melainkan membuat uang ikut bekerja untuk kita.