Kasus Rosalia Indah menanggapi keluhan konsumen yang berujung viralnya kasus pencurian di armada tersebut sudah bukan hal baru. Menengok ke belakang dengan rentang waktu yang tak berjauhan, ada beberapa brand yang sudah lebih dulu terpercik panasnya amarah netizen.
Ya, saat ini mau tak mau perlu kita akui bahwa kekuatan massa adalah yang paling bisa membantu terselesaikannya sebuah masalah. Mulai dari keluhan konsumen, hingga kriminal dan HAM. Yang sedang ramai baru-baru ini adalah blunder CS Rosalia Indah yang kurang responsif dalam menangani keluhan salah satu penumpangnya. Berikut ini ulasannya bersama beberapa kasus sejenis.
Gara-gara CS tak solutif, jadi viral dan terungkap puluhan keluhan pelanggan Rosalia Indah
Seorang influencer bernama Widino sebenarnya sudah memberi ulasan positif terhadap armada ini. Namun ia sangat kaget ketika sampai di rumah, iPad yang ia simpan di tas berubah jadi buku telepon dan keramik. Saat mengeluhkan pada CS, tanpa babibu tanggapannya hanya ‘barang yang hilang bukan tanggung jawab kami’.
Tak menyadari siapa orang yang mereka ‘handle’, Widino pun menyampaikan pengalaman tidak mengenakkan ini di platform X. Ternyata, sudah banyak kasus serupa tetapi dengan akhir yang tidak memuaskan karena sebagian besar hanya bisa mengikhlaskan. Issue yang menjadi bola salju ini akhirnya pecah di momen Widino kehilangan iPadnya.
Sentimen warganet meningkat dan membuat posisi Rosalia Indah sulit berkelit. Akhirnya pihak armada bus yang sebenarnya sudah punya tempat di hati pelanggannya itu melakukan klarifikasi dan permohonan maaf sambil menginformasikan bahwa pihaknya tengah melakukan investigasi. Kasus ini masih sangat hangat dan warganet menunggu kelanjutan komitmen penyelesaian masalah ini, termasuk pelanggan yang pernah mengalami kejadian serupa.
Ancam balik kritik pelanggan pakai somasi, akhirnya produk Es Teh berbenah diri
Berawal dari kritik pedas seorang netizen bahwa produk Es Teh sangat tinggi gula sehingga konsumen ini memberikan sumpah serapah. Kendati banyak netizen yang setuju kalau rasa minumannya terlalu manis, tak disangka Es Teh malah menanggapi hal ini dengan melayangkan somasi. Hal ini ternyata menjadi bumerang bagi brand itu sendiri.
Respon ini dianggap arogan dan pada akhirnya somasi tersebut dihapus. Namun cuitan netizen tersebut juga sudah hilang. Pada akhirnya kedua belah pihak menyampaikan permohonan maaf masing-masing.
Kasus ini membuat konsumen dan banyak brand mulai berbenah tentang kadar gula pada produk makanan dan minuman karena ahli kesehatan juga sudah mulai keras menyuarakan awareness ini, terutama pada konsumen generasi muda. Selain itu, warganet juga jadi menandai masalah tersebut tentang bagaimana cara brand merespon keluhan konsumen.
Akibat mitra spill the tea, produk WRP sempat hadapi kritik keras warganet
WRP Indonesia belajar sangat keras dari tamparan yang diterimanya belakangan ini. Perusahaan Wajah Rejuvenasi Perempuan Indonesia ini terungkap sempat memberikan perlakuan kurang manusiawi, malah pada karyawan wanitanya sendiri yang hendak cuti hamil. Hal ini bermula dari seorang pegawainya yang sebenarnya menceritakan hal ini di platform X dengan menyebut perusahaan secara anonim.
Namun, ternyata netizen bisa dengan cepat mengetahui perusahaan mana yang melakukan kebijakan tidak adil ini, kemudian hal ini menjadi viral. Warganet bersilaturahmi ke media sosial WRP dan menuliskan berbagai kritikan. Ternyata WRP Indonesia saat itu menanggapi hampir serupa dengan Es Teh Indonesia, yakni sempat melakukan penunjukan kuasa hukum sebagai penyelesaian masalah.
Hal tersebut terjadi setelah karyawati yang speak up akhirnya diberhentikan dan mendapat pesangon hanya 2 kali gaji. Namun melihat panasnya reaksi warganet pada kebijakan WRP, akhirnya CEO Kwik Wan Tien muncul ke publik sambil menyatakan permintaan maaf dan berjanji perusahaannya akan bertanggung jawab serta berbenah atas kesalahan yang mereka lakukan di internal. Tak tanggung-tanggung, kasus ini juga sampai mendapat sorotan dari Kemnaker.
BACA JUGA: Geger Kecurian iPad Diganti Keramik di Bus Rosalia Indah, Korban Sempat Puji Armada
Sebenarnya satu contoh sudah terlalu banyak bagi sebuah brand untuk bisa belajar bagaimana menangani keluhan konsumen, karyawan dan masalah pada produk atau jasa yang mereka miliki. Semoga kejadian Rosalia Indah bisa jadi pelajaran terakhir untuk berbenah SOP bagi brand lokal lainnya agar tak terulang hal yang sama.