Harimau Sumatera bernama Bintang Sorik yang berada di Medan Zoo akhirnya dikabarkan mati sehingga jumlah satwa tersebut tinggal 3 saja di sana. Selain itu masih ada 5 harimau Benggala, tetapi seperti diketahui bahwa kondisi lembaga konservasi ini sedang miris.
Keberadaan harimau Sumatera terbilang sudah langka, bahkan hampir punah. Sayangnya di tanahnya sendiri, keberadaannya makin lama makin bagai ditelan bumi. Beberapa yang ditangkarkan di Medan Zoo tujuannya untuk konservasi. Sayangnya, beberapa waktu ke belakang, pendapatan dan keuangan di sana memburuk sehingga mempengaruhi kualitas perawatan lokasi dan satwa yang ada di dalamnya.
Harimau sumatera mati termasuk faktor usia
Bintang Sorik adalah 3 dari 9 harimau Sumatera yang beberapa waktu lalu dikabarkan sakit. Mengetahui kondisi ini, Bobby Nasution selaku Wali Kota Medan juga memberikan tanggapan. Di antaranya juga menelaah faktor usia satwa yang memang sudah tua. Hal ini ia ketahui setelah berkomunikasi dengan Ketua Persatuan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI), Rahmat Shah
Melansir dari Tribunnews, Bobby mengimbau masyarakat untuk tidak menyalahkan orang. “Masa harimau gaboleh mati? Kita harus mengedukasi masyarakat. Jangan merasa benar dan menyalahkan orang.”
Rencananya renovasi dan revitalisasi Medan Zoo yang dinantikan banyak orang yang bersimpatik akan kondisi kebun binatang ini, tidak akan menggunakan APBD. Sebelumnya, Bobby Nasution memang menyebutkan bahwa hal ini tidak memungkinkan karena prosesnya yang panjang.
Namun demikian, sudah ada upaya untuk mendatangkan sponsor sehingga nantinya project ini menjadi kolaborasi investor swasta. Saat ini sudah mencapai finalisasi dan kabarnya Februari 2024 ini akan dijalankan.
Penyebab mirisnya nasib harimau Sumatera dan satwa lain di Medan Zoo
Dikabarkan tidak terawat dan banyak satwa yang sakit serta mati, menggerakkan warga masyarakat sendiri untuk patungan membiayai kebun binatang ini. Tak hanya itu, beberapa waktu lalu juga warga membantu membersihkan beberapa lokasi kebun binatang.
Kondisi memburuknya Medan Zoo terjadi sejak pandemi Covid-19 yang membuat keuangan di sana macet. Bahkan beberapa pegawai belum bisa dibayar karena tidak memiliki anggaran. Selain itu juga, mempengaruhi kualitas makanan yang diberikan pada satwa.
Selain itu, Medan Zoo sendiri memang belum pernah direnovasi sejak tahun 2005 menurut Direktur Utama PUD Pembangunan Medan. Hal ini bisa dilihat juga dari kondisi kandang yang banyak berkarat dan sebenarnya tidak layak bagi hewan di sana.
BACA JUGA: Medan Zoo Mengenaskan, Warga yang Turun Tangan
Dalam 3 bulan, ada 5 harimau termasuk harimau Sumatera Bintang Sorik. Kendati mereka hanyalah satwa, tetapi menjadi bagian dari keseimbangan alam yang perlu dilestarikan. Oleh karena itu banyak aktivis pecinta satwa dan masyarakat yang berharap segera ada tindakan otoritas setempat untuk bisa perbaikan pada Medan Zoo.