Kabar baik datang dari cabang olahraga angkat besi, Rahmat Erwin Abdullah memenangkan Kejuaraan Asia 2024 dengan raihan menakjubkan. Bagaimana tidak? Atlet yang juga memecahkan rekor di Asian Games 2023 lalu itu, kini konsisten menaikkan rekornya dengan menyabet 3 emas sekaligus.
Namun di tengah sorai itu, tak lama berselang muncul kabar bahwa Rahmat Erwin Abdullah dan sang ayah yang merupakan pelatihnya, memutuskan mundur dari keanggotaan KONI Sulsel. Bagaimana bisa demikian?
Profil Rahmat Erwin Abdullah
Rahmat Erwin Abdullah merupakan atlet angkat besi Indonesia. Ia kelahiran Makassar, 13 Oktober 2000. Kedua orang tuanya juga merupakan atlet angkat besi, yakni Erwin Abdullah dan Ami Asun Budiono. Keduanya juga pernah mempersembahkan prestasi bagi negara.
Yakni Erwin Abdullah pernah menyabet medali perak pada Kejuaraan Asia Angkat Besi di Busan, Korea Selatan tahun 1995. Kemudian Kejuaraan Dunia IWF di Istanbul, Turki tahun 1994 berhasil mendapatkan perunggu. Sang istri, Ami Asun Budiono pernah menyabet medali emas angkat besi di Thailand pada momen Pesta Olahraga Asia Tenggara tahun 1995. Serta di Jakarta, Indonesia pada 1997.
Prestasi ini kemudian menurun pada sang anak yang tidak kalah rajin memecahkan rekor dan meraih prestasi sejak tahun 2014. Bayangkan, prestasinya tak pernah ecek-ecek karena di Kejurnas Junior tahun 2014-2017, ia menghasilkan 9 emas dan 3 perak. Kejurnas PABSI Senior 2019-2023 semuanya menghasilkan medali emas.
Di SEA GAmes dan Asian Games 2019-2023 memberikan 4 emas bagi Indonesia dan 1 perunggu di Olimpiade Jepang tahun 2020. Ini masih belum Kejuaraan Dunia di berbagai negara yang menghasilkan 18 medali emas, 7 perak dan 2 perunggu. Serta sejumlah rekor dunia yang telah berhasil ia pecahkan.
Fasilitas latihan tidak mumpuni meski kaya prestasi
Sayangnya, sejak ia meniti passion di olahraga ini dengan gemblengan sang ayah hingga sudah bergelimang prestasi, Rahmat Erwin Abdullah kerap latihan dengan fasilitas seadanya. Bahkan prestasi ini menurut sang ayah, Erwin Abdullah, tidak mendapatkan apresiasi di kampung halaman sendiri, Sulawesi Selatan.
Awal mula ayah dan anak ini berlatih, tak jarang menggunakan peralatan yang bahkan sudah berkarat. Adapun lokasinya mungkin kurang bersih dan tidak sesuai. Ami Asun, sang ibu yang juga merupakan mantan atlet angkat besi menjelaskan, sejak stadion Andi Matalatta dibongkar, mereka tidak ada tempat untuk latihan.
Untungnya, di rumah masih bisa latihan sendiri atau mencari gym yang memadai. Namun, untuk sekelas atlet yang sudah berhasil memberikan prestasi bagi negara, bahkan di kancah internasional, bukankah seharusnya mendapatkan apresiasi dan fasilitas yang sesuai?
Oleh karena alasan inilah, usai kemarin menjuarai Kejuaraan Asia 2024 di Usbekiztan dengan raihan 3 emas dan rekor dunia clean and jerk setelah sebelumnya 201 kg menjadi 204 kg, Rahmat dan sang ayah sudah menyampaikan keinginan mereka untuk mundur dari atlet KONI Makassar.
Pengakuan sang pelatih dan respon Kadispora Sulsel
Kabar ingin mundurnya Rahmat sebagai atlet dan Erwin Abdullah sebagai pelatih ini disampaikan melalui akun Facebook Erwin sendiri. Ia sedikit banyak merasa kurang ada apresiasi, bahkan ucapan terima kasih dari pengurus daerahnya.
Pada Asian Games misalnya, mestinya mereka mendapatkan bonus tetapi tak pernah ada kejelasan. Sampai akhirnya mereka memilih untuk melupakan saja. “Masuk pelatnas juga itu kami biaya sendiri,” ujar Erwin Abdullah.
Ia juga mengenang kemenangan Asian Games Hangzhou, China, serta bagaimana sejak masuk pelatnas sampai hari ini, ia dan Rahmat sudah cukup sabar dengan perlakuan pemerintah. “Sejak kecil Rahmat tidak punya tempat latihan semua pengurus olahraga sudah tahu, Bertanding uang sendiri, peralatan beli sendiri. Itu rezeki kita, mungkin itulah yang buat kita kuat sampai kita detik ini,” ujarnya.
Kabar ingin hengkangnya Rahmat dan Erwin ini juga menyundul kembali fakta bahwa penggemar dan pengamat olahraga cabor angkat besi heran. Di mana atlet Makassar dapat juara dunia tapi tempat latihannya tidak ada. “Jadi tidak ada alasan Makassar menahan kami kalau kami mau pindah, kami sudah cukup sabar,” kata Erwin.
Rahmat Erwin Abdullah mencari asa di daerah lain
Untuk penggemar olahraga angkat besi, jangan khawatir. Rahmat Erwin Abdullah bukannya putus asa. Ia dan sang ayah hanya sedang mencari tempat lain yang lebih bisa menghargai dan mendukung semangat berprestasi bagi negara.
Mungkin di ibukota, atau di daerah lain yang lebih memiliki fasilitas pendukung atlet angkat besi tersebut. Semestinya talenta satu ini tak disia-siakan oleh pemerintah, apalagi Rahmat sudah punya banyak jalan pasti menuju Olimpiade Paris 2024 nanti. Di tengah cabang olah raga lain seperti bulu tangkis yang sedang berusaha menggeliat kembali, jangan sampai tersandung juga di cabor angkat besi.
Menanggapi hal tersebut, Kadispora Sulsel, Suherman, menyebut bahwa untuk keluar dan pindahnya atlet itu merupakan kewenangan KONI Sulsel. Namun terkait tempat latihan, ia mengatakan bahwa memang Stadion Mattoanging dibongkar jadi fasilitas tidak ada. Namun ada di Sudiang atau Stadion Barombong.
Lain rengan Erwin, Suherman menyebut pemerintah Sulsel sudah memberikan bonuds dan apresiasi yang dimaksud. “Artinya pemerintah Sulsel selama ini sudah memberikan apresiasi kepada para peraih juara melalui bonus baik itu di PON, Sea Games, atau Asian Games, alhamdulillah ada apresiasi diberikan,” ujarnya.
BACA JUGA: Momen Rahmat Erwin Abdullah Sumbang Emas dan Rekor Dunia untuk Indonesia
Nampaknya perlu ada campur tangan pusat untuk menilik langsung perihal masalah ini. Jangan sampai kita kehilangan talenta emas Rahmat Erwin Abdullah hanya karena kelalaian atau kurangnya perhatian dari pihak yang berwenang.