Jakarta, 12 Juni 2023 – Ketua ASEAN-Business Advisory Council (ASEAN-BAC), Arsjad Rasjid, sepenuhnya mendukung langkah signifikan yang diambil oleh Indonesia dan Malaysia untuk meningkatkan transaksi lintas batas dengan meluncurkannya pembayaran QR code di bawah ASEAN. Inisiatif berevolusi dalam memfasilitasi pembayaran, mempromosikan integrasi keuangan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam kawasan.
Proyek Pembayaran QR code Indonesia-Malaysia, yang diimplementasikan di bawah ASEAN, menyederhanakan transaksi dengan memungkinkan bisnis dan individu melakukan pembayaran menggunakan QR code. Metode pembayaran lancar ini menawarkan kemudahan, kecepatan, dan keamanan, mengubah ekonomi digital dan merevolusi interaksi keuangan antara kedua negara.
Dengan mengadopsi sistem QR code yang seragam, Indonesia dan Malaysia bertujuan untuk mempromosikan interoperabilitas dan memfasilitasi transaksi lintas batas. Inisiatif ini menghilangkan kebutuhan akan platform pembayaran yang beragam dan meningkatkan efisiensi seluruh transaksi keuangan, memberikan manfaat bagi bisnis, konsumen, dan seluruh ekosistem.
Arsjad tekanan potensi transformatif dari inisiatif Pembayaran QR code Indonesia-Malaysia, dengan menyatakan, “Proyek ini menandai tidak penting dalam memajukan integrasi keuangan di dalam ASEAN. Dengan menyempitkan pembayaran dan menghilangkan hambatan lintas batas, kita menciptakan ekonomi digital yang lebih terhubung dan inklusif. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan peluang bisnis, dan memperbaiki kehidupan individu di kedua negara.”
Peletakan pembayaran QR code di bawah sistem ASEAN mengkonfirmasi komitmen Indonesia dan Malaysia dalam memajukan integrasi keuangan dan meningkatkan kerja sama ekonomi. Upaya kolaboratif ini menandai tonggak penting dalam mempromosikan transaksi lintas batas yang lancar, menyelesaikan pembayaran, dan membuka peluang baru bagi bisnis di kedua negara.
Pandu Sjahrir, sebagai Legacy Lead of ASEAN QR Code, menyatakan bahwa sistem ini tidak hanya membuat pembayaran antara warga negara kedua negara menjadi lebih lancar, tetapi juga mengurangi biaya yang signifikan. “ASEAN QR Code akan membuat sistem pembayaran lebih lancar, dan Bank Indonesia menghemat biaya transaksi hingga 30% dengan penggunaan QR code” kata Pandu.
Salah satu keunggulan utama dari sistem pembayaran regional ini adalah kemampuannya melindungi negara anggota ASEAN dari fluktuasi nilai tukar. Karena transaksi dilakukan dalam mata uang lokal, penyelesaian tidak akan terpengaruh oleh nilai tukar dolar AS, memberikan stabilitas pada sistem keuangan rupiah dan ringgit.
Selain itu, inisiatif ini memiliki potensi transformatif bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan memungkinkan mereka mengakses pasar di luar negara asal mereka. Pekerja migran di ASEAN juga akan diuntungkan, karena pengiriman uang menjadi lebih hemat biaya melalui pemanfaatan sistem QR code.
“Kami mengajak dan mendorong pemerintah untuk mengambil peran proaktif dalam mendorong pengadopsian Sistem Pembayaran Lintas Batas ASEAN. Dengan menghilangkan pembatasan yang menghalangi penyedia, pedagang, dan konsumen, pemerintah dapat memimpin dalam menerima dampak positif dari sistem transformatif ini” kata Arsjad.
Lebih lanjut, Arsjad menyebutkan bahwa baik pemerintah maupun sektor swasta harus bersama-sama mengatasi masalah-masalah seperti saldo maksimum yang rendah di dompet digital dan potensi pembatasan pengumpulan bunga, sehingga meningkatkan kemanjuran dan inklusivitas sistem. “Bersama-sama, kita dapat mendorong kawasan ASEAN menuju masa depan dengan transaksi yang mulus, pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan integrasi keuangan,” kata Arsjad.
Sistem pembayaran lintas batas ASEAN, dengan penekanannya pada transaksi yang aman, efisiensi, dan inklusivitas, siap membentuk kembali lanskap keuangan di Asia Tenggara. Dengan mengaktifkan pembayaran tanpa batas dalam mata uang lokal, inisiatif ini mendorong ASEAN menuju integrasi ekonomi yang lebih besar dan memperkuat posisi kawasan di pasar global.