Sosok atlet pemanah Teodora Audi Ayudia Ferelly Essant atau Audi, perdana menjemput tiket menuju Paralimpiade Paris 2024. Hal ini setelah perempuan tersebut berhasil menggondol medali emas di cabor para-panahan nomor open women compound di Turnamen Kualifikasi Kontinental 2024, Bangkok, Thailand.
Pada event yang perhelatannya pada 16-23 November ini, Audi menyalip lawannya asal Negeri Jiran Malaysia, Nur Jannaton Abdul Jalil dengan skor 142. Sementara Nur harus puas dengan poin 124. Kemenangan Audi ini bahkan menjadi kejutan bagi sang pelatih, Idya Putra Harijanto. Sebab anak didiknya ini baru pertama kali ini di kejuaraan internasional level Asia bisa tampil maksimal.
Sebelumnya di compound putra, tim para-panahan Indonesia telah meloloskan Ken Swagumilang. Selain itu Mahda Aulia dan Wahyu Retno Wulandari juga berhasil mempersembahkan emas untuk nomor ganda Women’s Double Recurve. Prestasi ini semakin menambah semangat dan harapan agar nantinya di Paralimpiade nanti ada yang bisa meraih medali emas.
Sebagai atlet Para-panahan, perjalanan Audi yang dulunya menggeluti olahraga basket tidaklah mudah. Dahulu, ia merupakan pemain basket berbakat dan cemerlang SMA Stella Duce 1 Yogyakarta. Namun di tahun 2017, sebuah kecelakaan dahsyat merenggut kemampuan gerak dan saraf tubuhnya.
Hal ini juga merenggut kebahagiaan dan kemampuan Audi dalam bermain basket. Peristiwa ini membuatnya merasa down dan sempat mengurung diri di dalam rumah berbulan-bulan lamanya. Sang ibu lah yang kemudian mendorong putrinya itu tetap bersemangat, termasuk di antaranya berlatih panahan. Saat itu, dokter pun memang merekomendasikan agar Audi melakukan latihan otot tangan.
BACA JUGA: Riau Ega Agata dan Diananda Choirunisa Persembahkan Medali ke-28 untuk Indonesia
Kendati awalnya sangat berat, bahkan sulit untuk menarik busur saja, siapa sangka ini menjadi jalan yang tak kalah gemilang dari sebelumnya. Kini Audi sudah bertengger di kancah internasional dalam olahraga para-panahan level internasional. Membangkitkan gairah prestasi tanah air dan yang paling penting, kembali menyalakan semangat hidup dalam dirinya.