Situasi mengerikan terjadi di Ekuador yang saat ini sedang memerangi geng narkoba di negaranya sendiri. Ini bukan sekedar tentang mengatasi sindikat daerah, tetapi kawanan kartel ini bahkan sudah menyabotase penjara hingga stasiun TV.
Sipir penjara dibuat tak berkutik hingga berbalik menjadi sandera mereka. Di sisi lain, aksi kartel narkoba ini makin brutal dengan insiden ledakan di beberapa wilayah. Pemimpin Ekuador, Daniel Noboa, menyebutkan setidaknya ada 22 kartel narkoba yang saat ini sedang meneror negaranya. Namun pihaknya tidak akan menyerah untuk mengatasi situasi chaos ini.
“Kami sedang berperang dan kami tidak bisa menyerah dalam menghadapi kelompok teroris ini,” ujarnya melalui saluran radio Canela, Rabu (10/1).
Kondisi ini menyebabkan beberapa wilayah di Ekuador, seperti jalanan ibukota Quito serta kawasan Guavaquil, jadi lengang sejak Rabu. Aktivitas sekolah dan usaha lebih memilih tutup demi keamanan.
Pergerakan kartel narkoba ini bermula sejak pemimpin Geng Los Choneros Adolfo Macias berhasil kabur dari penjara. Kemudian pemerintah menyatakan kondisi darurat untuk 60 hari. Bahkan kebijakan ini semakin diperketat karena munculnya insiden sabotase stasiun televisi TC dan penyanderaan lebih dari 100 orang sipir dan staf penjara
Kondisi pertahanan yang sedang kocar-kacir ini menjadi kabar yang juga mengagetkan internasional, termasuk Amerika Serikat dan PBB yang mengecam perbuatan pengacau keamanan tersebut. Perkembangan terakhir yang terjadi adalah penangkapan sekitar 300 lebih anggota kartel dari Los Choneros, Los Tiguerones dan Los Lobos seperti disampaikan komandan Jaime Vela pada press conference Rabu (10/1) kemarin.
BACA JUGA: Pelajaran Berharga Evakuasi Pesawat Jepang Tabrakan, Telat Bisa Tak Selamat
Noboa sendiri menyebut bahwa gelombang kekerasan ini kemungkinan dipicu oleh inisiasinya membuat penjara baru dengan keamanan yang lebih upgrade untuk pemimpin gembong kelas kakap. Sebagai tambahan informasi bahwa Daniel Noboa memang baru memangku jabatan presiden per November tahun lalu.