Di tengah terik yang melanda, sulitnya mencari kerja dan naiknya harga-harga, pemerintah masih memiliki target penuh harapan di mana pekerja Indonesia nantinya bisa dapat gaji RP 10 juta per bulan.
Hal ini dalam rangka mewujudkan Indonesia yang lebih naik kelas dari negara berkembang, menjadi negara maju. Melansir dari Kompas, Sekjen Kemenaker, Anwar Sanusi, mengatakan hal ini bisa tercapai. Kendati hal tersebut tentunya bakal membutuhkan waktu dan banyak upaya di berbagai sektor, Anwar tetap mengaminkan target besar itu.
Selain itu, segala elemen perlu terlibat dan saling berintegrasi dengan erat dan kokoh. Misalnya koordinasi antar kementrian atau lembaga di level pemerintah. Selain itu, perlu adanya peningkatan kualitas dari SDM yang kita miliki.
Contoh yang diambil Anwar adalah profesi caregiver di Jepang, di mana gajinya bisa mencapai Rp 20 juta per bulannya. Ia memberikan gambaran bahwa untuk gaji demikian, kualifikasinya juga meningkat. Di mana mungkin bisa meningkatkan dari segi bahasa, serta kemampuan untuk merawat pasien atau orang dengan standar yang lebih tinggi.
Sementara itu, saat ini pemerintah sendiri telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelathian Vokasi. Di mana hal ini bisa menjadi dasar yang baik dalam meningkatkan kualitas SDM di Indonesia.
Angka 10 juta ini muncul setelah Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan hasil perhitungannya. Di mana dengan gaji sedemikian, maka tingkat PDB perkapita di Indonesia bisa meningkat.
Besaran gaji adalah topik yang juga tak pernah habis dibicarakan di kalangan netizen Indonesia. Bahkan generasi masa kini disebut-sebut kerap mengajukan angka gaji yang lebih tinggi dari standar yang ada di Indonesia saat ini, kendati mereka pun adalah fresh graduate atau masih minim pengalaman.
BACA JUGA: Arsjad Rasjid : Optimalisasi Sinergi BUMN dan Swasta, Kunci Pertumbuhan Ekonomi Inklusif
Sementara itu, pekerja yang sudah memiliki dedikasi bertahun-tahun, tak semuanya bisa terangkat dengan baik sehingga pendapatan per bulannya tidak benar-benar naik secara bertahap. Apalagi setelah pukulan pandemi yang membuat banyak bisnis dan pengusaha kembali tertatih-tatih.