Sebelum eranya edutech alias inovasi yang menggabungkan edukasi dan teknologi, pendidikan bisa menjadi suatu hal yang tergolong privilege. Namun pergeseran generasi, memunculkan para inovator muda yang coba mewadahi permasalahan tersebut.
Ruangguru, sebuah platform berbasis teknologi di bidang pendidikan, besutan seorang anak muda daerah yang besar di Padang, Sumatera Barat, bernama Iman Usman. Milenial kelahiran 21 Desember 1991 tersebut akhirnya bertemu dengan Arsjad Rasjid, sosok dari generasi Boomer yang tapi juga memiliki kepedulian tinggi pada dunia bisnis, teknologi, pemuda dan UMKM. Terutama di eranya para milenial yang sedang mekar-mekarnya ini.
Arsjad Rasjid menggali perjalanan dan perjuangan apa saja yang sudah Iman lalui selama keduanya sibuk dengan visi dan misi masing-masing. Ada banyak hal yang menarik seputar perjalanan Ruangguru dengan gerakannya yang masif dan dampak yang melekat di masyarakat sampai sekarang. Ini kisahnya.
Iman Usman dan Ruangguru
Kendati dari generasi boomers, Arsjad Rasjid dan Iman Usman ngobrol layaknya teman dekat. Arsjad sudah mengenal Iman sejak kecil, tetapi dalam waktu 10 tahun kemudian, mereka bertemu lagi dalam situasi di mana pemuda itu kini sudah punya satu perusahaan edutech dengan puluhan juta user dan menggandeng ratusan ribu tenaga pengajar.
Hal ini berangkat dari apa yang Iman Usman lihat dari keluarganya. Yakni orang tua dan 5 saudara kandung serumah, tetapi baru dirinya yang bisa lulus gelar sarjana. Di mana hal ini ia rasakan dampaknya, seperti bisa mengangkar status sosial dan memberikan nilai tambah lain, seperti koneksi dan pembelajaran hidup yang lebih baik.
Oleh karena itu ia bercita-cita menggunakan privilegenya tersebut agar bisa membantu mereka yang senasib seperti dirinya atau yang lebih kurang beruntung lagi agar bisa mentas dari kondisi tersebut. Dari situlah, ia kemudian mendirikan Ruangguru.
Inovasi edutech untuk pemerataan pendidikan dan nasib pengajar yang lebih baik
Mengintegrasi teknologi dalam edukasi adalah sebuah terobosan untuk mengatasi permasalahan yang menggerogoti ekosistem pendidikan negara ini sejak lama. Yakni birokrasi dan sistem konvensional yang tak kunjung mengangkat harkat pengajar, serta membuat akademis sulit menjangkau celah-celah kecil di masyarakat pelosok.
Kini dengan Ruangguru, bisa memangkas jarak dan waktu, serta membuat prosesnya lebih efisien. Oleh karena itu kini Ruangguru menjadi perusahaan edutech dengan skala terbesar di Asia Tenggara yang berhasil meminimalkan persoalan tersebut.
Continous learning atau keinginan untuk terus belajar
Mengenyam berbagai jenjang pendidikan, di dalam dan luar negeri, Iman Usman terus membekali diri untuk bisa menjadi pilot terbaik Ruangguru. Sebab ia menyadari, semakin banyak ia belajar, ternyata makin ia merasa banyak hal yang belum diketahuinya. Apalagi sejak memiliki Ruangguru, ia tidak pernah bekerja di tempat lain.
Selain terus menuntut ilmu, Iman juga menulis buku ‘Masih Belajar’ di mana isinya adalah proses yang ia lalui. Sebagai anak daerah, dirinya tidak mencapai titik ini mulus-mulus saja, tetapi melalui problem yang menantang. Namun berusaha ia selesaikan dan taklukkan dengan cara-cara yang setengah ajaib. Seperti sengaja menunggu bule di bandara atau restoran fast food agar bisa belajar bahasa Inggris langsung dengan mereka. Problem solving unik inilah yang mungkin menjadi cikal bakal dirinya mewujudkan misi membantu akses belajar mengajar di Indonesia.
Pentingnya mentorship
Salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan Iman Usman dalam mendirikan Ruangguru dan membesarkannya di usia yang cukup muda adalah mentorship. Memiliki seseorang yang bisa kita andalkan untuk memberikan pertimbangan, masukan, mengkritik atau bahkan hanya sekedar memberikan penguatan. Sosok ini bisa dari mana saja
Ia berbagi tips bahwa untuk menemukan dan berkomunikasi dengan orang yang kita pilih sebagai mentor, sebaiknya tetap bisa dipertanggungjawabkan. Jadi bukan hanya sekedar say hi dan ngopi cantik lalu tidak ada hasilnya. Melainkan kita evaluasi setelah beberapa bulan, sehingga terlihat manfaat dari mentorship tersebut.
Pesan untuk generasi muda dan mendatang
Dengan nama besar Ruangguru, sudah cukup menjelaskan kesuksesan masa muda dan sekarang seorang Iman Usman. Namun bagaimana untuk bisa mencapai hal tersebut? Ada sebuah mindset unik yang kadang terlupakan selagi kita bertumbuh. Yakni mencari tahu apa ‘calling’ atau panggilan hidup kita.
Iman sendiri berprinsip bahwa ia ingin meninggalkan dunia lebih baik dari ketika dirinya datang. Setidaknya bagi lingkungan terdekatnya, seperti keluarga, teman atau lingkungan. Dengan demikian kita bisa berkontribusi sesuai dengan panggilan jiwa yang akhirnya memberi dampak di masyarakat.
Yakin sih, saat ini calon anak muda inovator lainnya sedang berjuang mewujudkan panggilan jiwa mereka. Semoga spill the tea antara Iman Usman dan Arsjad Rasjid ini bisa membantu terus menyalakan obor semangat kalian yang sedang mengejar dan mewujudkan mimpinya.