Lapangan sudah disiapkan, timnas sudah latihan, 4 tahun waktu yang kita perlukan, tetapi apa daya FIFA jua yang memutuskan. Indonesia tercoret dari daftar tuan rumah Piala Dunia U-20 saat injury time.
Alasan pencoretan ini adalah kondisi Indonesia yang dianggap tidak kondusif saat ini. Kendati tidak ada penjelasan lebih rinci, banyak yang menduga bahwa hal tersebut adalah dampak dari penolakan beberapa pihak pada Timnas Israel beberapa waktu lalu.
Hal ini tentu saja menimbulkan kekecewaan yang mendalam, terutama pada timnas U-20 yang sudah mempersiapkan diri dalam kurun waktu tahunan. Tampak wajah lesu para pemain Timnas U-20 yang kandas mimpinya. Termasuk pelatih Shin Tae Yong yang ikut mengawal perjalanan anak-anak Tim Garuda Muda ini untuk berlatih. Berikut ini adalah beberapa dampak yang muncul pasca keputusan FIFA mencoret Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2023.
Kekecewaan para pemain dan pelatih
Yang paling terluka dalam hal ini memang pemain dan pelatih yang mengupayakan untuk bisa siap membanggakan bangsa. Peluh keringat berlatih itu berubah jadi air mata. Sayangnya bukan karena kemenangan, melainkan kekecewaan.
Tak hanya para pemain, pelatih Shin Tae Yong yang memang misinya adalah membawa Garuda Muda ke Piala Dunia, ikut terjegal mimpinya oleh situasi ini. Ia memilih diam karena mengetahui jerih payah anak didiknya dan mereka lebih sakit untuk bisa menerima kenyataan ini.
Menghadapi hal itu, Wakil Ketua PSSI, Zainudin Amali, berusaha memberikan penguatan pada anak-anak muda timnas. Di samping itu, ia juga memohon doa dari semua pihak, agar nantinya sanksi yang menyusul dari keputusan pencoretan Indonesia ini, tidak berdampak signifikan bagi sepak bola kita.
Dukacita banyak kalangan, kirim karangan bunga ke PSSI
Sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia memiliki fans bola garis keras. Di mana keputusan ini seperti memukul harapan kita semua untuk melihat Piala Dunia di negara sendiri. Apalagi kondisi persepakbolaan dalam negeri yang cukup dramatis dalam setahun terakhir.
Aksi kekecewaan ini membuat beberapa pihak mengirimkan karangan bunga ke PSSI. Selain itu juga banyak yang mengekspresikan kekecewaan dan kemarahannya via media sosial.
Menyeret Tragedi Kanjuruhan
Tragedi Kanjuruhan beberapa waktu lalu juga menarik perhatian FIFA. Peristiwa yang memakan korban jiwa dan berujung menjatuhkan kesalahan pada angin tersebut, tertulis dalam pemberitahuan FIFA tentang pencoretan Indonesia sebagai co-host Piala Dunia U-20.
Namun demikian, pada bagian tersebut, FIFA hanya menyebutkan bahwa mereka akan terus membersamai Indonesia dan PSSI agar persepakbolaan di sini jadi lebih baik.
Menunggu sanksi terhadap PSSI
Kendati Menteri BUMN dan Ketua Umum PSSI telah berusaha datang ke Doha, Qatar untuk menemui FIFA, serta sudah keluarnya keputusan FIFA untuk mencoret Indonesia, dada seluruh pihak dalam persepakbolaan ini masih berat. Sebab ada kemungkinan sanksi yang akan disampaikan selanjutnya setelah pengumuman ini.
Meninjau dari pernyataan Wakil Ketua PSSI, Zainudin Amali, sebelumnya hal yang hampir serupa pernah terjadi sekitar tahun 2015. Hal tersebut karena FIFA menilai pemerintah terlalu intervensi pada PSSI. Yang menjadi kekhawatiran adalah apabila sanksi ini berdampak pada keberlangsungan sepakbola Indonesia. Di mana kemungkinan akan sulit menggelar atau berpartisipasi dalam event pertandingan bola.
Spekulasi netizen
Keputusan FIFA ini menyerap banyak energi netizen untuk bersepekulasi dan membuat teori. Sebab tidak ada alasan yang benar-benar mengerucut tentang dasar keputusan tersebut. Akibatnya ada netizen yang menduga hal ini terjadi karena penolakan beberapa pihak pada Timnas Israel dan menyerang pimpinan daerah seperti Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali, I Wayan Koster.
Ada pula yang menyinggung bahwa hal ini berkaitan dengan penanganan dan proses hukum pada kasus Tragedi Kanjuruhan yang menyalahkan angin. Pun FIFA sendiri tidak lepas dari sorotan netizen, sebab baru memberitahukan keputusan ini di waktu-waktu terakhir.
Apapun itu, saat ini kekecewaan seluruh pihak adalah valid. Karena persiapan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2023 tidak main-main. Mempersiapkan seluruh lapangan dengan standar terbaik, serta usaha para pelatih dan pemain selama beberapa tahun dan juga harapan besar masyarakat Indonesia pecinta bola untuk melihat tim kebanggaan mereka melenggang di perhelatan dunia.
Semoga tidak ada sanksi yang membatasi ruang gerak insan sepakbola Indonesia ke depannya. Agar kita bisa segera bangkit dari luka nasional ini.