Tragedi semburan lumpur Lapindo sudah belasan tahun berlalu. Meski demikian semburannya masih aktif dan tak ada solusi selain membendungnya dan merelakan lahan yang telah dilalap olehnya.
Seorang aktivis drone mencoba mendekati lokasi ini sekitar bulan Februari lalu. Ternyata video TikTok yang merekam kejadian tersebut, viewsnya melonjak pesat karena orang-orang ternyata masih menyimpan rasa penasaran terhadap lokasi yang nahas itu.
Seperti apa wajah lokasi lumpur Lapindo sekarang? Siap-siap sedikit merinding melihat salah satu bentuk ‘keganasan alam’ yang tak lagi bisa didekati manusia itu.
Kilas balik kejadian lumpur Lapindo
Peristiwa lumpur Lapindo terjadi pada 29 Mei 2006. Lokasi kejadian berada di kawasan pengeboran PT Lapindo Brantas, Inc. di Dusun Balongnongo Desa Renokenongo dan Desa Jatirejo,wilayah Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Penyebab terjadinya semburan ini sempat memunculkan dua teori.
Yang pertama adalah akibat salah prosedur saat pengeboran dan yang kedua bahwa hal tersebut merupakan kejadian yang bersamaan dengan pengeboran. Hingga kini, hanya dugaan pertama yang masih menjadi dugaan mengapa hal ini bisa terjadi.
Akibat peristiwa ini, terjadi luapan banjir lumpur panas yang merenggut pemukiman warga. Tak hanya itu, lahan bertani dan tempat usaha pun harus mereka relakan karena lumpur ini berbahaya. Untuk hal itu, antisipasinya adalah membangun tanggul yang batasnya bahkan sudah dekat dengan rel kereta dan akses jalan raya. September 2006, Presiden SBY yang saat itu menjabat, menandatangani pembentukan Tim Nasional Penanggulangan Semburan.
Masih menyembur dan berdesir seperti ombak hingga kini
Seolah berdamai dengan keadaan, kawasan Lumpur Lapindo kini juga menjadi salah satu tujuan ‘wisata’. Meski banyak pilu dan luka karena peristiwa tersebut, di antaranya adalah berbagai macam kerugian materiil, kehilangan pekerjaan dan permintaan ganti rugi yang masih pelik, tetapi banyak orang yang datang ke sana untuk melihat atau mengamati kondisi fenomena alam tersebut.
Salah satunya adalah pemilik akun TikTok Andrea Ramadhan (@andrearamadhan91). Karena tidak mungkin lagi bagi kita untuk mendekati kawasan tersebut, pria ini menggunakan drone untuk bisa menjadi mata dan kaki kedua mendekati sumber semburan. Tak disangka, suasananya begitu mencekam.
Lumpur Lapindo dari dekat masih ‘ganas’
Dalam tayangan video tersebut, Andrea Ramadhan mencoba memanfaatkan drone guna bisa melihat pusat semburan. Namun yang bikin suasana nonton jadi mulai merinding adalah, hanya ada kawasan abu-abu yang luas dan sunyi. Seberapa jauh pun dronenya berjalan, seperti tak ada ujungnya.
Hal ini menunjukkan betapa perluasan dampak lumpur Lapindo memang sedahsyat itu. Memang ada 16 desa dari 3 kecamatan yang telah tenggelam, serta 30 pabrik di kawasan industri tersebut kini menjadi kawasan mati karena tergenang dan tak bisa melanjutkan aktivitas. Belum lagi dampak lainnya pada pipa PDAM dan Pertamina. Serta kekhawatiran akan amblesnya tanah karena tekanan dari volume lumpur yang terus bertambah.
Saat drone sudah menemukan pusat semburan, kita bukan lagi melihat lumpur, tapi sudah seperti lautan. Sebab lumpur tersebut bahkan berdesir seperti ombak, tetapi juga mengepulkan asap dan meletup-letup seperti kuah mendidih. Meski menggunakan drone, Andrea Ramadhan tetap bisa merasakan bulu kuduknya ikut naik karena fenomena alam tersebut. FYI, selain memang lokasinya yang seperti daerah ‘mati’ ada beberapa patung yang menjadi simbolik dari kesengsaraan para korban setelah terdampak kejadian banjir lumpur Lapindo ini.
BACA JUGA: Pandawara Group, Si Pahlawan Bersih-bersih Sungai yang Sering FYP di TikTok
Entah sampai kapan Lumpur Lapindo ini akan menyembur. Yang jelas, selain materiil dan moril, juga menyebabkan kerugian pada lingkungan sekitarnya. Mirisnya, kita hanya bisa melihat saja sampai saat ini dan melakukan usaha membendung volume lumpur yang tak terkira. Tentu saja kita berharap ada perbaikan akan hal ini, meski sudah belasan tahun berlalu.