Dampak kemarau mulai menyebabkan kenaikan harga cabai rawit yang meroket hingga hampir menyentuh Rp 100 ribu per kilogram. Hal ini menyusul harga beras yang belum juga turun. Selain itu harga gula dan daging juga ikut-ikutan naik.
Kondisi ini berpengaruh pada para petani sampai ke kantong para pembeli. Harga cabai yang tinggi membuat pembeli putar otak mencari alternatif ke cabai busuk atau cabai kering. Akhirnya pedagang sulit menjual dagangan mereka dan petani bahkan hampir tidak mendapatkan laba apapun dari hasil panen mereka.
Untuk mengatasi hal ini, Kepala Badan pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, tengah melakukan pengelolaan agar daerah yang mengalami kondisi surplus bisa menyalurkan pasokan ke daerah yang mengalami defisit cabai. Tujuannya adalah menjaga harga tetap stabil dengan pemerataan distribusi komoditas tersebut.
Kenaikan harga cabai ini memang terbilang cepat dan signifikan. Di Sukabumi kota misalnya. Di mana hari Senin tanggal 30 Oktober 2023, rentang harga cabai masih di angka Rp 70 ribuan per kilogram, ternyata keesokan harinya naik menjadi Rp 80 ribu per kilogram. Sementara itu, harga cabai Boyolali lebih bikin kantong pembelinya kebakaran akibat kenaikannya yang 100%.
BACA JUGA: Kontribusi RMK Energy Dampingi Masyarakat Petani di Tengah Gempuran El Nino
Sebelumnya cabai rawit harganya masih Rp 40 ribuan per kg. Kini para penjual terpaksa menjajakan dengan harga Rp 90ribuan per kg. Kondisi ini terjadi karena adanya efek dari kemarau panjang yang membuat hasil panen tidak baik.