Beberapa brand yang terindikasi pro Israel di sejumlah negara seperti Indonesia dan Malaysia tengah dihadapkan pada aksi boikot oleh masyarakat. Hal ini menyusul serangan Israel ke Palestina yang menewaskan korban 8.000 lebih jiwa, termasuk sebagian di antaranya adalah anak-anak.
Bahkan saat ini, sejumlah relawan yang ada di RS Indonesia juga ikut merasakan kengerian serangan brutal dari Israel yang membombardir lebih dari sepekan terakhir. Di sisi lain, beberapa brand besar seperti Starbucks dan McDonalds, ternyata memantik kontroversi yang memicu boikot ini.
Di antaranya adalah makanan gratis untuk tentara Israel dari McDonalds di negara tersebut. Tindakan ini membuat pihak McDonalds di Indonesia dan Malaysia sempat memberikan klarifikasi atas tudingan bahwa mereka membayar royalti dan bagaimana keberpihakannya terhadap Palestina. Beberapa netizen Negeri Jiran juga mengajak sesama warga yang memboikot agar jangan lupa tetap memberikan solusi bagi karyawan yang terdampak aksi ini.
Namun, sentimen negatif masyarakat ternyata bukan angin lalu, sebab kondisi boikot ini bukan hanya bertahan, tapi juga saling mengajak masyarakatnya untuk beralih ke produk lokal di negara masing-masing.
Sementara itu. Starbucks baru-baru ini melemparkan gugatan pada Starbucks Workers United karena serikat pekerja tersebut mengunggah pesan solidaritas bagi warga Palestina. Hal ini pun mengundang reaksi keras agar tidak mendukung dan membeli lagi brand kopi bergengsi di kalangan anak muda.
Netizen Indonesia menyerukan sejumlah brand alternatif seperti Maxx Coffee, Fore, Richeese, Rocket Chicken dan masih banyak lagi. Kendati demikian, bagaimanakah kondisi saham beberapa brand besar tersebut setelah aksi boikot ini mulai digaungkan?
Melansir dari Detik, emiten SBUX mengalami penurunan 1,08% bila dibandingkan dengan performa 5 hari lalu. Yakni di angkar US$93,15 setelah sebelumnya US$94,50. Sedangkan McDonalds dengan rentang waktu yang sama, mengalami kenaikan dari US$259,39 menjadi US$261,85.
Sejumlah brand lain seperti Pepsi Co yang memiliki banyak produk seperti Pepsi, Lay’s Gatorade dan Quaker juga mengalami penurunan dalam sebulan terakhir. Dari angka US$169,17 pada tanggal 2 Oktober, menjadi US$162,28. Sementara Netflix dan Disney masih mencatatkan kenaikan harga sahamnya.
Selain brand tersebut, beberapa produk di dalam negeri seperti Aqua (Danone) dan akun media sosial Unilever terpantau sudah mulai terkena imbas hujatan netizen. Kendati demikian, ajakan boikot tersebut juga diingatkan oleh sesama warganet. Apabila sudah terlanjur membeli, maka jangan dibuang karena nantinya malah jadi kemubaziran yang juga tidak baik.
BACA JUGA: Dampak Serangan Israel ke Palestina, Gerakan Netizen Boikot Beberapa Brand Besar
Sejumlah netizen juga menjelaskan bahwa mekanisme boikot adalah untuk menekan aliran dana ke Israel dan memberi efek signifikan dari sebuah gerakan massal. Berbeda dengan mengharamkan atau larangan untuk penggunaannya. Selain itu, aksi ini juga bentuk solidaritas pada para korban genosida di Palestina, yang mana warganya kini bahkan hidup sangat tidak layak karena pasokan listrik dan makanan diblokir oleh Israel.