Fakta bahwa keuntungan menjadi pengusaha tak selalu cuan besar, tidak mengurangi valuenya bagi para pelaku. Artinya, mungkin bisnis kita tidak berjalan cepat, tidak untung besar, bahkan berkali-kali kandas. Namun ada sesuatu yang sedang tumbuh di situ, yakni proses pembentukan mentalnya.
Tidak sedikit kisah pengusaha yang kerap kali gagal sampai menjadi sukses, sehingga kemudian mereka membuka kelas motivasi dan bisnis. Sebab memang ingin menumbuhkan semangat dan melahirkan pebisnis-pebisnis baru. Dengan demikian ekosistem UMKM dan pelaku usaha di Indonesia bisa terbentuk dan kokoh.
Nah, dalam bahasan ringan ini akan mengulas keuntungan menjadi pengusaha dari mulai teknis, fondasi mental hingga prospek keuntungan secara materiil ke depannya.
Keuntungan menjadi pengusaha mengurangi dependensi pada gaji
Pernah dengar kalimat bijak bahwa lebih baik lelah bekerja daripada lelah mencari kerja Di masa sekarang yang terbilang masih merangkak pasca pandemi dan resesi, bahkan pengusaha besar pun kesulitan membayarkan gaji bulanan karyawannya.
Dengan memiliki usaha atau bisnis meskipun kecil-kecilan, bisa menjadi side hustle dan memberikan sedikit atau banyak financial freedom. Sebab ketika penghasilan utama terkendala, setidaknya masih mengalir dan menjadi backup.
Menciptakan peluang dan lapangan kerja sendiri
Menurut data, kemiskinan di Indonesia pada bulan September 2022 tercatat sebesar 9,57% atau sebanyak 26,36 juta orang. Hal ini naik sekitar 0,03% dari bulan Maret sebelumnya. Kendati pemerintah sudah berusaha menggelar banyak karpet kebijakan agar rakyat bisa tertolong, tetap perlu adanya pertumbuhan dari sisi jumlah pengusaha lokal atau pelaku UMKM untuk membantu mengatrol keadaan ini.
Menjadi pengusaha atau entrepreneur, menjadikan kita sendiri orang yang mandiri dari ketergantungan pada gaji. Ini juga menjadi langkah yang ternyata membantu pemerintah menciptakan lapangan kerja dan tentunya SDM lain bisa mendapatkan mata pencaharian penyambung nafkah mereka.
Terbiasa mengatur cash flow
Saat belum jadi pengusaha, kita mungkin sering kehabisan uang atau berusaha keras mengelola keuangan. Namun setelah menjadi pengusaha, kita bahkan akan lebih sering ‘mengonsumsi’ uang tersebut.
Sebab kita tahu, ada pembelanjaan yang bisa balik modal. Seperti cost untuk usaha, biaya untuk mentraktir suhu-suhu bisnis agar dapat ilmu, cost untuk trial dan lainnya. Selain ada yang kita investasikan, ada juga yang kita belanjakan untuk mendapatkan value lainnya tanpa merasa boros.
Pengalaman yang mahal harganya
Menjadi pengusaha yang berkali-kali gagal, bila mentalnya sudah terbentuk maka akan merasakan hal ini sebagai pengalaman yang mahal harganya. Bahkan setara dengan sebuah keberhasilan, karena bisa menjadi modal untuk membangun usaha yang lebih berpengalaman dan berumur panjang.
Namun tentunya, agar tidak gagal terus, perlu belajar pada mentor, kolega atau pengusaha lainnya. Sehingga selain pengalaman rugi, juga tahu bagaimana caranya melakukan problem solving yang hanya bisa terjadi ketika menjalankan usaha tersebut.
Keuntungan menjadi pengusaha membangun mental leadership dan strategis
Menjadi pengusaha, terutama yang memang merintis dari nol, tentu saja mendirikan mental kepemimpinan dan taktis. Sebab kita mengelola dan menjalankan sendiri sebuah bisnis dalam suka cita dan badainya. Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, hal ini menjadikan kita terbiasa menemukan pemecahan masalah untuk kondisi-kondisi bisnis kita.
Keuntungan menjadi pengusaha yang lebih valuable, lebih dari sekedar laba dan untung besar. Namun demikian, bukan berarti gagal terus itu benar. Sejatinya ini adalah proses menjaga neraca usaha tetap seimbang, tetapi juga menuju kenaikan dan perkembangan yang perlahan tapi pasti.