Jepang merupakan salah satu negara maju dengan beragam kecanggihan teknologinya. Namun, ada kejadian yang begitu memilukan beberapa tahun lalu. Saat pekerja di Jepang terkena radiasi nuklir terbesar sepanjang sejarah.
Namanya adalah Hisashi Ouchi. Singkat cerita, tadinya Hisashi dan dua temannya sedang bekerja di PLTN Tokaimura. Namun karena mereka kurang pengalaman, terjadi sebuah kesalahan di mana ketiganya terkena radiasi super mematikan melebihi ambang kemampuan manusia. Namun yang lebih parah adalah Hisashi Ouchi.
Keadaannya jadi sangat mengerikan setelah beberapa hari, karena menerima radiasi level 17, yang mana level 10 saja sudah mematikan. Ia beberapa kali cangkok kulit dan mendapat donor sel darah putih. Namun walau sempat menunjukkan kemajuan, kromosomnya sendiri telah hancur seperti kaca.
Dalam kondisi perawatan yang penuh dengan penderitaan ini, pada hari ketujuh, ia sempat berkata, “Saya tidak tahan lagi.. Saya bukan kelinci percobaan…” Tapi, pengobatan itu masih terus berlanjut hingga dua bulan lamanya. Bahkan, pada hari 59, seburuku-buruknya serangan jantung, ia mengalami yang terburuk.
Sebab serangan jantungnya berjumlah 3 kali dalam hari yang sama. Akhirnya, pria tersebut meninggal di hari ke-83. Sebuah perawatan yang tak membuahkan hasil, malah menjadikannya salah satu sejarah tragis. Pada buku pengetahuan sejarah, kisah ini termasuk yang disebut sebagai bentuk kekejaman atas dasar penelitian.
Sebagai tambahan informasi, kekuatan radiasi nuklir yang diterima Hisashi adalah sebesar bom di pusat jatuhnya ledakan Hiroshima. Jadi bukan sekedar imbasnya, melainkan setara kekuatan bom tersebut melubangi bumi. Dengan perawatan selama 83 tersebut, seolah Hisashi dipaksa bertahan hidup. Hal ini menjadi salah satu kejadian paling kelam di sejarah Jepang..