Setiap kali memasuki bulan Ramadan, Muhammad Shohibul Fikri, seorang pebulutangkis Indonesia, tidak pernah melupakan pesan yang selalu terngiang dari sang ibu. Hal ini menginspirasi dirinya untuk selalu berpuasa dengan tekun.
Sejak masih kecil, pasangan Bagas Maulana yang lahir di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 16 November 1999, sudah diperkenalkan pada dasar-dasar agama. Bahkan saat duduk di bangku sekolah dasar, mereka sudah memulai latihan berpuasa.
Berbekal pengalaman berpuasanya sejak kecil, Fikri tidak terkejut ketika memulai karirnya sebagai atlet. Meskipun jadwal latihannya sangat padat, Fikri selalu berusaha untuk mempertahankan puasanya, meskipun terasa sangat melelahkan.
Hal ini dikarenakan pesan dari ibunya yang begitu melekat di benak dan hatinya. Pesan tersebut yaitu untuk tidak pernah melupakan salat dan berusaha sekuat tenaga untuk berpuasa penuh selama Ramadan.
Fikri menimbang-nimbang keputusan untuk berpuasa atau tidak saat hari pertandingan tiba. Jika merasa mampu dan yakin puasa tidak akan mempengaruhi performanya, maka ia akan tetap menjaga puasanya. Namun, jika ragu atau khawatir akan berdampak buruk pada performa, maka ia akan memutuskan untuk tidak berpuasa.
“Fikri mengganti puasanya yang tertinggal di hari-hari biasa setelah bulan Ramadan berakhir. Kadang-kadang orang tuanya mengingatkannya, ‘Kemarin kamu tidak berpuasa, jadi batal. Coba gantikan, dan jika tidak bisa maka bayarlah sedekah,'” demikian kata Fikri.
Fikri banyak mengonsumsi vitamin saat sahur untuk menjaga kondisinya selama turnamen dan tetap berpuasa. Selain itu, ia juga memperbanyak minum air agar terhindar dari dehidrasi.
Fikri mengatakan, “Saat saya akan bertanding, jika merasa lawan sulit atau tidak yakin untuk mengalahkannya, saya sering membatalkan niat untuk berpuasa.”