Erick Thohir, sebagai Ketua Umum PSSI, menyatakan bahwa FIFA telah memberikan sanksi kepada Indonesia berupa kartu kuning sebagai akibat dari pembatalan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023 di Tanah Air. Jika Indonesia mendapat sanksi lebih berat seperti kartu merah, maka dampaknya dapat lebih parah lagi.
Kabar baik bagi masyarakat pecinta sepak bola di Indonesia karena negara kita hanya mendapatkan sanksi kartu kuning dari FIFA sebagai akibat dari kegagalan dalam penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023.
Meskipun Indonesia mendapat sanksi kartu kuning dari FIFA, hal ini masih dianggap sebagai sanksi ringan karena tidak akan mengakibatkan Indonesia terisolasi dari dunia sepak bola. Tim nasional maupun klub-klub Indonesia masih dapat berpartisipasi dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh AFF, AFC, atau FIFA.
Apabila Indonesia dikenai sanksi yang lebih berat, seperti kartu merah atau sanksi lain yang serius, akibat kegagalan menyelenggarakan Piala Dunia U-20 2023, maka dampaknya bisa jadi lebih besar dan lebih berat bagi Indonesia.
Jika FIFA memberikan sanksi berupa kartu merah kepada Indonesia, maka dampaknya akan sangat signifikan dan kompleks.
Indonesia pernah merasakan dampak dari sanksi FIFA pada tahun 2015 yang diberikan akibat campur tangan pemerintah. Jika Indonesia kembali mendapatkan sanksi serupa, berikut adalah beberapa dampak yang mungkin akan terjadi :
- Dilarang Ikut Turnamen AFC dan FIFA
Jika Indonesia diberi sanksi kartu merah oleh FIFA, maka sangat mungkin Tim nasional Indonesia di semua kategori usia, serta klub-klub di Indonesia akan dilarang untuk berpartisipasi dalam semua kompetisi yang diadakan oleh AFC dan FIFA.
Indonesia tidak akan bisa berpartisipasi dalam agenda FIFA Matchday yang akan diadakan pada tanggal 12-20 Juni dan 4-12 September di tahun ini. Hal ini berlaku untuk Timnas Indonesia.
Agenda FIFA Matchday yang akan diadakan tersebut sangatlah penting bagi Timnas Indonesia, baik untuk meningkatkan peringkat di ranah internasional maupun untuk memberikan pengalaman uji coba internasional yang berharga bagi para pemain.
Tidak hanya itu, Timnas Indonesia juga tidak dapat berpartisipasi dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang dijadwalkan berlangsung pada 9-17 Oktober dan 13-21 November tahun ini. Selain itu, Tim Merah Putih juga akan dilarang berpartisipasi dalam Piala Asia 2023 yang dijadwalkan berlangsung pada Januari 2024.
Dampak juga akan dirasakan oleh Timnas Indonesia U-22, di mana mereka tidak dapat berpartisipasi dalam Asian Games 2022 yang akan digelar pada 11-24 September mendatang.
Tak hanya itu, Timnas Indonesia U-22 juga akan dilarang berpartisipasi dalam Kualifikasi Piala Asia U-23 2024 yang dijadwalkan berlangsung pada bulan November tahun ini.
Timnas Indonesia U-16 dan U-19 juga akan dilarang berpartisipasi dalam kompetisi AFF yang kemungkinan akan digelar tahun ini. Selain itu, Timnas Putri Indonesia tidak akan dapat tampil dalam Kualifikasi Olimpiade yang saat ini sedang berlangsung di Lebanon.
Selain itu, apabila FIFA memberikan sanksi berat, klub-klub Indonesia juga tidak dapat mengikuti kompetisi AFC Cup 2023/2024. Pada kompetisi tersebut, Indonesia akan diwakili oleh pemenang pertandingan play-off antara Bali United, yang menjadi juara Liga 1 2021/2022, dan PSM Makassar, sebagai juara Liga 1 2022/2023.
- Ranking FIFA Anjlok
Karena tidak dapat berpartisipasi dalam pertandingan internasional, peringkat Timnas Indonesia dalam ranking FIFA akan turun secara otomatis.
Dalam kasus tersebut, saat Indonesia mendapat sanksi dari FIFA pada tahun 2015, peringkat Timnas Indonesia di peringkat dunia menurun tajam. Sebelum dikenai sanksi, Indonesia berada di peringkat 156 dunia, namun setelah disanksi, peringkat Indonesia jatuh hingga ke peringkat 185.
Ini akan menjadi bencana besar bagi Indonesia yang saat ini sedang berusaha keras untuk meningkatkan peringkat FIFA di bawah kepemimpinan Shin Tae Yong.
- Pembinaan Sulit
FIFA telah memberikan kartu kuning pada Indonesia, yang berakibat dana FIFA Forward yang seharusnya didapatkan Indonesia dibekukan. Kebijakan FIFA Forward 3.0 yang baru diluncurkan pada Januari 2023 hingga akhir 2026 bertujuan untuk memberikan pendanaan bagi pengembangan sepak bola di seluruh dunia.
Tambahan lagi, bila Indonesia menerima sanksi yang lebih berat dari FIFA, maka pelaksanaan pembinaan sepak bola di Indonesia tidak akan berjalan dengan optimal.
Pembinaan sepak bola usia muda di Indonesia menjadi kurang bersemangat karena tidak ada kepastian mengenai masa depan sepak bola Tanah Air akibat kemungkinan adanya sanksi berat dari FIFA.
Liga 1, sebagai kompetisi sepak bola profesional, tidak dapat berjalan dengan baik jika Indonesia disanksi FIFA. Ini karena juara Liga 1 tidak akan bisa berpartisipasi dalam kompetisi antarklub AFC, sehingga kemenangan dalam kejuaraan menjadi kurang berarti.
Ketidakpastian dalam kompetisi juga membuat klub kesulitan dalam mendapatkan sponsor, sehingga mereka kesulitan membayar gaji pemain, ofisial, dan pelatih.