Wahyu Kenzo menyusul nasib Doni Salmanan dan Indra Kenz yang sudah lebih dulu masuk ke dalam bui. Kasusnya pun serupa, karena penipuan investasi yang merugikan lebih dari 140 investor dan ribuan nasabah lainnya.
Fenomena crazy rich memang sudah beberapa tahun ini marak. Apalagi dengan sokongan flexing alias pamer di media sosial, membuat banyak orang tergiur untuk bisa kaya dengan cepat atau mudah terpengaruh dengan investasi pada para crazy rich ini.
Waspada dengan investasi bodong. Karena meski sudah banyak sekali contohnya, nyatanya orang-orang kerap terjerumus dalam pola penipuan yang sama. Menginvestasikan sejumlah uang pada lembaga atau sistem keuangan tertentu yang trik penipuannya makin lama makin canggih saja.
Kronologi terciduknya Wahyu Kenzo
Nama Wahyu Kenzo sempat naik ketika ia memenangkan lelang motor Kawasaki KSR 110 dari dr. Tirta. Namun, pria dengan nama asli Dinar Wahyu Saptian tersebut saat diwawancarai hanya menyebutkan bahwa dirinya merupakan pengusaha di bidang suplemen kesehatan serta kosmetik.
Memenangkan lelang motor tersebut juga dalam rangka ia ingin menjadi lebih bermanfaat bagi manusia lainnya. Apalagi kala itu masih dalam pandemi Covid-19 sehingga banyak yang terdampak. Dari segi circle sosial, Wahyu Kenzo juga kabarnya memiliki kedekatan dengan berbagai tokoh politik, membuat profilnya jadi cukup menonjol.
Kasus dugaan penipuan yang kemudian menimpanya adalah karena robot trading ATG (Auto Trade Gold) yang menurut salah satu korbannya, telah membuat keluarga mereka rugi hingga 6 milyar. Bermula saat keluarga tersebut terpikat dengan ajakan Wahyu Kenzo berinvestasi dengan keuntungan 10 persen per bulan, hingga akhirnya menyetorkan sejumlah uang pada November 2021.
Namun korban mulai curiga karena tak bisa melakukan withdraw pertama di Februari 2022. Apalagi Wahyu Kenzo sendiri jadi sulit untuk dihubungi. Pada akhirnya korban melaporkan kasus ini ke polisi dan Wahyu Kenzo diringkus para Maret 2023 ini. Selain korban ini, diduga masih banyak lagi korban dan investor yang mengalami kerugian.
Curiga pada kenaikan nilai investasi yang drastis
Hal pertama yang sering bikin ‘ngiler’ calon nasabah atau investor untuk menanamkan modal mereka adalah keuntungan yang besar dalam waktu singkat. Hal ini rentan memakan korban orang-orang yang sedang sangat butuh uang atau mudah terbujuk rayu akan iming-iming kaya dengan cepat.
Padahal kita justru perlu curiga dengan adanya penawaran tidak masuk akal seperti ini. Investasi yang sehat tidak akan menjanjikan keuntungan besar dengan risiko minimal. Pastikan perusahaan atau platform tersebut memiliki informasi yang jelas tentang jenis investasi yang ditawarkan, beserta risiko dan keuntungannya.
Cari tahu legalitas badan usaha dan testimonialnya
Wajib untuk mencari tahu terkait legalitas dan izin usahanya. Salah satu indikatornya adalah lembaga tersebut terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Caranya dengan melihat website, kantor fisiknya, atau melihat di daftar lembaga otoritas tersebut.
Sebab umumnya mereka yang sudah memiliki legalitas dan berada di bawah payung pengawasan OJK, faktor risikonya lebih rendah dan ada bentuk pertanggungjawaban bila di masa depan terjadi masalah.
Selain itu, kita bisa mencari testimonial di media sosial atau ulasan Google. Cermati bahasanya apakah testimonial tersebut terkesan memuji berlebihan atau memang ulasan asli. Meski metode ini bukan satu-satunya penentu, tetapi kita bisa tahu apakah rekam jejak investasi tersebut ada yang negatif atau tidak.
Hindari rasa FOMO (Fear of Missing Out)
Untuk urusan uang, manusia mudah merasakan FOMO atau fear of missing out. Kita takut ketinggalan untung, ketinggalan keren, ketinggalan kaya dan lainnya. Padahal ini bisa mengancam keberlangsungan aset dan kekayaan yang dimiliki.
Tidak perlu menganggap serius flexing yang banyak di media sosial. Sebab menurut buku Psychology of Money, kekayaan adalah apa yang Anda tak lihat. Malah sebenarnya ketika ada orang yang pamer harta, pertanyaan yang lumrah muncul adalah, “Dari mana datangnya uang tersebut? Korupsi atau cara tidak benar lainnya?”
Tetap tenang dan tidak usah terburu-buru ketika ada tren investasi bernilai fantastis, emiten saham yang sedang melambung nilainya atau bahkan bisnis yang cepat mendatangkan uang. Salah satu kalimat bijak yang bisa jadi pegangan di era yang serba bikin mupeng ini adalah ‘wealth is quiet, rich is loud, poor is flashy’. Artinya, kekayaan itu tenang, kaya itu berisik dan miskin itu mencolok.
Selalu update pengetahuan dan literasi keuangan
Ini adalah hal yang paling penting, tapi seringkali terdistraksi oleh gaduhnya tren investasi dan keuangan. Sebagai contoh ketika mata uang kripto melejit. Banyak yang berbondong-bondong menanamkan modal mereka untuk bisa memiliki koin kripto. Namun ketika nilainya kemudian anjlok, tak sedikit orang kaya yang juga boncos.
Bisa dibayangkan, bagaimana dengan nasib orang awam yang kekayaannya tak seberapa tapi mengalami kerugian serupa. Oleh karena hal inilah, sangat penting bagi kita untuk membekali diri dengan literasi keuangan. Utamanya tentang konsep dasar dan fundamental dalam berinvestasi, agar tidak mudah terjerumus dalam tren yang sedang naik daun.
Berinvestasi mirip dengan berbisnis. Tidak ada yang instan dan perlu menguatkan mindset. Mental yang lemah cenderung mencari cara yang mudah. Namun mereka yang sudah paham bagaimana nature dalam berbisnis atau menanamkan modal, lebih percaya bahwa semua butuh proses, kesabaran dan keuletan.
Jangan ada lagi yang terjebak dalam investasi bodong. Pelihara aset dan modal kita dalam usaha yang lebih sehat serta legal. Meski pertumbuhannya perlahan yang penting tetap aman.