Meski sudah tahu cara naik lift yang aman, tetapi ada beberapa kondisi yang menuntut kita untuk lebih waspada. Seperti tragedi wanita tewas di lift Bandara Kualanamu beberapa waktu lalu.
Tak adanya petugas yang berjaga, masalah dengan CCTV serta adanya dugaan konstruksi yang kurang aman menjadi sorotan publik setelah video detik-detik korban jatuh dari lift beredar di dunia maya. Korban yang bernama Asiah Shinta Dewi saat itu hendak menyusul keluarganya yang mengalami masalah dengan petugas bandara.
Namun saat sudah masuk lift, sepertinya tidak mengetahui bahwa lift tersebut memiliki sistem dua pintu. Korban tak melihat pintu di balik punggungnya sempat terbuka. Sepertinya karena tergesa untuk menolong saudaranya tersebut. Ia kemudian berinisiatif membuka pintu lift di hadapannya.
Sayangnya sepertinya Asiah tidak memperhatikan langkahnya saat akan keluar, sehingga terperosok ke dalam bawah lift. Jenazahnya baru diketahui beberapa hari kemudian. Namun sebuah dugaan baru dari pihak Ombudsman mengungkap, lift tersebut memang kerap mengalami masalah. Bagaimana ya cara naik lift yang aman?
Cari tahu cara naik lift sebelum menerapkannya
Bila kita memang belum pernah naik lift, sebaiknya cari dulu informasi di internet mengenai bagaimana mengoperasikan lift dengan benar. Kenali tombol naik turun atau tombol buka dan tutup pintunya, tombol angka lantai, emergency dan jenis lift yang kita naiki.
Bila sudah terlanjut di lokasi dan tidak yakin, sebaiknya minta tolong petugas atau orang sekitar untuk membantu kita memencet tombolnya, sekalian mempraktekkannya sendiri.
Bila tidak ada siapapun, maka hal pertama yang perlu kita lakukan adalah lihat ada berapa lift dan monitor yang menunjukkan nomor atau tipe lantainya. Misal ada di lantai 1 dan ingin ke lantai 3. Ada 2 lift di mana yang satu menunjukkan masih satu lantai di bawah kita dan yang lainnya masih 4 lantai di atas kita. Maka, pilih yang satu lantai di bawah kita, karena lebih dekat. Tekan tombol panah ke atas atau naik.
Takut terjepit? Ini cara menahan dan masuk pintu lift
Setelahnya, tunggu sampai lift tiba di lantai kita dan pintu terbuka. Kita bisa segera masuk. Tidak perlu tergesa, melompat atau berlari jika pintu baru 1-5 detik terbuka. Pintu lift memiliki sensor switch pintu, di mana ia bisa mendeteksi gerakan.
Sensor ini bisa menghindarkan adanya insiden terjepit pintu lift dan sejenisnya. Misalnya ketika kita pintu mulai tertutup dan ada yang masih ingin masuk atau keluar. Kita bisa meletakkan tangan di antara atau di depan pintu sehingga akan membuka kembali. Namun, cara yang lebih aman adalah dengan menekan tombol khusus untuk membuat pintu lift terbuka.
Sensor pengukur beban lift
Ada batas beban angkut lift, terutama pada lift yang memang ramai seperti di gedung perkantoran, bandara, RS hingga mal. Pada tempat-tempat ini, kadang mengangkut banyak manusia, atau barang besar lainnya.
Untuk mencegah terjadinya masalah, sensor overload ini akan berbunyi bila terlalu berat. Maka satu atau beberapa orang perlu keluar. Atau bahkan barang yang kita bawa di dalamnya. Bila tidak ada kendala dengan beban lift, maka tekan tombol angka lantai yang kita tuju lalu tombol panah ke dalam yang melambangkan tutup pintu lift.
Etika di cara naik lift
Ada beberapa norma tidak tertulis jika ingin menggunakan teknologi ini. Pertama, dulukan orang keluar sebelum kita masuk. Bila khawatir pintu tertutup. lakukan teknik sensor tangan di atas.
Kedua, berdiri dengan menghadap pintu lift agar saling menjaga kenyamanan dan tidak membuat orang canggung. Kemudian, di dalam lift sebaiknya berdiri sesuai urutan tujuan. Yang tujuannya lebih awal sebaiknya berada lebih depan. Sementara yang tujuannya paling akhir berada di belakang.
Jangan merokok, menggunakan parfum berlebihan atau permasalahan seperti bau badan dan bau lainnya. Sebab berada di dalam ruangan yang sempit dan kemungkinan banyak orang.
Dalam kesadaran penuh dan tetap tenang
Hindari merasa bingung, panik dan tergesa bila akan naik lift. Sebab teknologi ini juga merupakan buatan manusia yang bisa eror atau bermasalah. Misalnya mati dan macet di tengah jalan, pintu tidak berfungsi, lampu padam atau ada kondisi darurat dari orang yang ada di sana.
Tetap berusaha tenang, kemudian gunakan fasilitas emergency yang ada di dalam lift untuk menghubungi petugas dan meminta bantuan. Sesekali, kita bisa mencoba memencet tombol lantai ke atas atau ke bawah. Bisa juga memencet tombol satu lantai di bawah atau di atas.
Bila cara ini tidak membantu, coba lakukan komunikasi menggunakan handphone atau fasilitas emergency untuk mendapat bantuan dari luar. Selain itu, kita bisa coba berteriak untuk mendapatkan pertolongan dari luar.
Cara naik lift yang aman, jangan coba membuka paksa
Hindari mencongkel pintu atau membuka paksa karena hal ini bisa jadi malah membahayakan kita. Misalnya ternyata membuka pintu di area transisi antar lantai. Dari kasus yang terjadi di Kualanamu, tampak adanya gap antara lift dengan lantai yang akan dipijak, sehingga korban terperosok hingga jatuh dan meninggal dunia.
Intinya, meski ini merupakan fasilitas yang memudahkan, tetaplah tenang dan waspada bila menggunakannya. Hal ini juga hampir sama dengan eskalator. Di mana orang sering takut menaikinya.
Pada dasarnya teknologi ini sudah banyak penggunanya karena memang memiliki safety procedure. Namun sebagai pengelola dan pengguna, keduanya perlu sama-sama memperhatikan keselamatan. Misalnya dari pengelola memasang tanda khusus bila lift rusak dan melakukan perbaikan secara berkala. Selain itu, menyediakan petugas khusus untuk pintu lift serta memastikan seluruh CCTV bisa memonitor.
BACA JUGA: Mengenal Bahaya Suara Petasan bagi Bayi, Sudah Ada Korban Jiwa!
Sedangkan pengguna perhatikan cara naik lift yang benar dan aman. Hindari multitasking agar tetap fokus dan selamat saat menggunakannya.