Tak banyak yang tahu, Warteg Kharisma Bahari atau WKB sudah lebih dulu gemar mencaplok bangunan kosong dan mengubahnya jadi tempat usaha. Hal ini terjadi sejak lama sebelum ada Mixue si produk franchise es krim yang sedang ‘mewabah’ di Indonesia.
Namun, tentu saja keduanya berbeda meski sama-sama di bidang kuliner. Warteg Kharisma Bahari atau WKB memang berfokus mewartegkan Indonesia. Sebagaimana kita tahu bahwa warteg adalah ‘fondasi’ dan obat lapar bagi semua kalangan masyarakat, terutama menengah ke bawah. Namun sejak lama, warteg terkesan dengan image sederhana, bahkan ada yang kumuh.
Sang pencetus Warung Kharisma Bahari mengubah paradigma ini dan menciptakan SOP per-warteg-an yang inovatif, lebih bersih dan nyaman yang ia kemas dalam kata BAHARI. Seperti apa kisah sukses kerajaan warung nasi yang sudah punya hampir 1000 cabang ini?
Kenalan dengan pendiri Warung Kharisma Bahari

Namanya Pak Sayudi, tangan emas yang berhasil mengubah ratusan bangunan kosong jadi mesin uang dan bermanfaat bagi pengguna franchisenya. Pria kelahiran 1973 ini tadinya adalah perantau yang sejak kecil ada di Jakarta. Aslinya memang Tegal, sebagaimana tempat asal warteg.
Sayudi hanya lulusan SD, tapi pengalaman menaklukkan ibukota boleh diadu. Terutama untuk kelas pinggiran. Sebab sejak kecil ia belajar ikut menjadi pedagang asongan atau jualan apapun demi bertahan hidup. Hingga akhirnya ia cukup dewasa untuk menikah dengan teman sekelasnya sendiri saat SD dulu.
Selain mendapatkan istri, ia juga merasakan berkah berupa mertua yang sempat ‘menyekolahkan’ sertifikat tanahnya agar Sayudi punya modal usaha. Dari situlah ia mendirikan warteg dengan nama MM alias Modal Mertua di tahun 1996.
Ganti nama dan sistem, ternyata bisnis jadi lebih hoki
Karena bisnis warteg di MM sempat menurun performanya, tiba-tiba ia kepikiran untuk menjadikan warteg sebagai franchise. Dengan formasi awal bersama rekan dan keluarga yang ingin memiliki warteg tapi tidak ada modal, Sayudi menerapkan sistem bagi hasil 50:50.
Perubahan sistem ini juga membuatnya mengubah nama dari Warteg MM menjadi Warung Kharisma Bahari atau WKB. Dari yang awalnya berhasil di tiga cabang menggunakan metode franchise, aset Sayudi berlipat-lipat menjadi ratusan karena banyak yang ingin berbisnis warteg. Apalagi sistem dan SOPnya yang sudah terbentuk, membuat calon pengelola wartegnya tak perlu pusing.
Selain itu, Sayudi memberikan pelatihan khusus terhadap mereka yang akan menggunakan WKB sebagai bisnisnya, agar tidak ada cabang yang ‘keluar jalur’. Kecepatan perkembangan warteg pria asli Tegal ini membuat WKB memiliki julukan warteg viral.
BAHARI berangkat dari pengalaman sering ditolak kontrakan
BAHARI adalah singkatan dari Bersih, Aman, Hijau, Asri, Rapi dan Indah. Hal ini berangkat dari pengalamannya sering dapat penolakan untuk mengontrak gedung. Rupanya karena warung makan atau warteg identik dengan kotor atau kumuh, yang mana hal ini tentu menjadi pertimbangan pemilik properti.
Oleh karena itu, Sayudi memasukkan ‘Bahari’ tadi sebagai inovasi warteg yang lebih revolusioner. Membuat warteg jadi naik kelas, para karyawan berkemeja tak perlu takut lengan bajunya kotor, makanannya bersih, rasa bisa diadu dan yang penting adalah harganya tetap terjangkau. Sebab warteg identik dengan makan enak, porsi banyak dan harga murah.
Semua bisa mengelola Warteg Kharisma Bahari, Anda juga.
Dengan sistem franchise dan visi misi Sayudi mewartegkan Indonesia, kini siapapun bisa memilki dan mengelola bisnis WKB. Modal untuk bisa menjalankan bisnis ini adalah Rp 130-170 juta di luar sewa gedung. Nantinya, tim WKB dan Sayudi sendiri akan membantu melakukan survey gedung sehingga bisa sesuai dengan keinginan investor.
Ada juga sistem pelatihan untuk resep masakan dan pengelolaan warung ke depannya. Ini sangat memudahkan bagi calon investor dan pengelola tempat makan yang belum fasih dengan bisnis kuliner sederhana.
Sayudi tidak memungut bagi hasil lagi dengan pengelola warung nantinya. Ia hanya mengambil keuntungan dari pembelian franchise saat pertama kali terjadi kesepakatan dengan partnernya. Jadi, selanjutnya WKB milik partner bisa berjalan dengan utuh dan mandiri.
Sayudi si bocah SD yang merantau ke Jakarta, kini jadi Raja Warteg di Indonesia. Bukan hanya untuk dia sendiri, tetapi membukakan jalan dan pintu rezeki bagi yang ingin ikut sukses seperti dirinya. Kini ia bahkan kerap menerima undangan untuk sharing ilmu bagaimana cara mengelola dan mengembangkan bisnis yang berdampak bagi banyak orang.
BACA JUGA: Cegat Bule demi Belajar Bahasa Inggris, Ini Cerita Pendiri Ruangguru pada Arsjad Rasjid
Itulah contoh inspiratif dari Warteg Kharisma Bahari. Selain menjadi fondasi energi masyarakat lewat masakan yang nikmat, bisa menularkan sukses yang mengangkat harkat dan martabat.