Sebuah kisah tragis terjadi di Gresik. Karena terkejut mendengar suara ledakan mercon yang tetangga mainkan, seorang bayi yang baru berusia 38 hari meninggal dunia.
Hal ini cukup mengejutkan banyak pihak, termasuk netizen yang mendengar kabar tersebut. Banyak yang bersimpati dan ada juga yang menyalahkan orang yang bermain petasan. Namun, apakah benar hanya itu penyebabnya? Berikut ini informasi kronologi dan penjelasan dari ahli.
Kronologi ledakan petasan membuat bayi meninggal
Menurut keterangan keluarga, sang bayi tadinya baik-baik saja sejak pagi hingga siang hari (22/04/23) bersama dengan orang tuanya. Kemudian di malam hariterdengar suara petasan yang cukup keras, saksi melihat tubuh si bayi sedikit terhentak kaget.
Namun tiba-tiba sebelah matanya menutup dan lidahnya terbalik ke atas. Sang bayi perempuan juga menangis sehingga ibunya segera mencoba menenangkan menggunakan ASI. Kendati demikian, hal ini tetap membuat si bayi kesulitan karena lidahnya naik ke atas.
Keluarga pun segera membawa bayi malang tersebut ke rumah sakit. Namun sempat dirujuk lagi ke RS Lamongan karena tidak ada ventilator. Sesampainya di sana, tim medis melakukan pemeriksaan CT Scan dan terdapat hasil di mana pembuluh darah otak bayi tersebut ada yang pecah.
Bayi meninggal setelah beberapa hari dirawat
Sebenarnya sang bayi perempuan itu sempat diusahakan agar bisa pulih kembali dengan perawata di ICU RS Lamongan selama beberapa hari. Hal ini termasuk dengan mengusahakan ventilator dan perawatan yang intensif.
Namun takdir berkata lain, karena sang bayi akhirnya meninggal dunia pada Kamis, 27/04/23 setelah berjuang bertahan hidup selama beberapa hari. Kabar ini kemudian viral dan mengundang reaksi dari banyak pihak. Mulai dari warganet biasa hingga para ahli medis.
Analisa dokter tentang dampak petasan pada bayi
Setelah bertanya pada orang tuanya, tidak ada riwayat buah hati mereka mengalami benturan atau terjatuh. Spesialis anak dr. Kurniawan Satria Denta, M,Sc, SpAr menjelaskan bahwa kondisi pembuluh darah pecah pada bayi yang baru lahir memang sangat tinggi risiko meski bukan karena benturan.
Hal ini karena kondisi baru lahir yang memang masih dalam pertumbuhan dan penyempurnaan. Atau memiliki kondisi khusus misalnya kurang asupan vitamin K atau lahir prematur. Namun tidak juga serta merta menuding petasan adalah penyebabnya. Hanya saja, petasan ini bisa memicu kegawatan karena kondisi khusus tersebut.
Bukan hanya petasan, kondisi lain yang membahayakan semacam ini bisa timbul dari sesuatu yang memiliki suara keras atau bisa memberikan efek kejut. Dampaknya adalah bahaya pada indra pendengaran, terkejut hingga membahayakan jantung, hingga pembuluh darah pecah seperti ini.
Merayakan dengan petasan masih menjadi pro dan kontra bagi banyak pihak. Umumnya pada malam hari raya dan tahun baru. Bahkan tidak sedikit kasus yang menyebabkan pengguna atau bahkan penjualnya jadi celaka.
BACA JUGA: Bukan Daki, Tanda Ini Adalah Gejala Penyakit Mematikan
Kejadian ini membuat kita perlu lebih menyadari dan berempati, apalagi bila memiliki tetangga yang berkondisi khusus. Seperti bayi baru lahir, lansia, atau sedang sakit. Sehingga tidak sembarang menyalakan petasan atau memilih alternatif yang lebih aman dan tidak menyebabkan polusi bunyi.