Sebuah cerita viral di media sosial saat karyawati sebuah usaha gelato tertangkap basah menggunakan QR Codenya untuk menerima pembayaran transaksi dari konsumen. Sempat ada yang menuding kasus ini gimmick marketing.
Namun dari pihak owner sendiri menepis dan menyebut bahwa saat ini ia dan timnya serasa ingin tutup toko akibat kerugian yang begitu besar. Tidak tanggung-tanggung, berkat aksi tersebut, sekitar Rp 45 juta masuk ke rekening pribadi karyawati bernama Aulia Salma tersebut.
Kronologi penggunaan QRIS palsu
Berawal dari kecurigaan owner bisnis gelato bernama Legato Gelato, sebab dalam tiga bulan penghasilannya di salah satu cabang menurun drastis. Butuh waktu beberapa bulan memang untuk bisa mengetahui hal ini, karena sulit memantau performa bila dengan hitungan hari. Bahkan, dari pihak timnya juga mengkonfirmasi pada mal tempat bisnisnya berjalan, apakah ada penurunan jumlah pengunjung.
Setelah menelaah beberapa faktor, sang owner dan timnya mulai menyelidiki dengan meminta orang lain pura-pura jadi konsumen. Si pembeli ini juga merekam momen menjelang transaksi, dan di situlah kedapatan bahwa QRIS yang diberikan ternyata memiliki nama berbeda dengan tokonya.
Akhirnya karyawati ini mengakui kesalahannya. Dalam penjelasan di dalam video, disebutkan bahwa ia sudah mulai melakukan praktik ini sejak 3 bulan terakhir. Terekam pula beberapa transaksi harian yang masuk ke QRIS atas nama dirinya.
Hal ini sangat disayangkan, tapi juga membuat owner merasa sangat kecewa. Dalam video yang merekam kejadian tersebut bahkan disebutkan kalau momen pertemuan dengan karyawati ini adalah saat ayah karyawati tersebut yang mencarikan info pekerjaan. Dan diketahui ayah Aulia Salma sendiri orang yang baik, sehingga ketika dikabarkan informasi tersebut membuat sang ayah tampak pucat pasi.
Tips agar tidak kecolongan saat membayar pakai QRIS
Tidak diceritakan bagaimana sanksi yang diberikan pada Aulia. Namun yang jelas, owner memberikan tips pada pelanggan setianya agar memeriksa nama QR Code yang diberikan sebelum melakukan pembayaran. Selain itu, selalu minta bukti struk dan periksa sebelum meninggalkan tempat.
Jika menemukan hal yang janggal, sebaiknya melaporkan pada pihak brand. Biasanya kita bisa mengirimkan kronologinya melalui DM akun Instagram, layanan konsumen atau media sosial lainnya. Sebab ternyata ada juga netizen yang masih bingung dengan pembayaran menggunakan QRIS, tetapi masih ada yang mengenakan biaya tambahan.
BACA JUGA: Akhir Bui Eks Karyawan BUMN yang Sebar QRIS Palsu di Kotak Amal
Artinya, praktik penggunaan QRIS ini sebaiknya juga diawasi baik oleh pembeli, penjual maupun karyawan yang bertugas. Sebab ada saja oknum yang mencari celah agar meraup keuntungan yang merugikan pihak lainnya.