Kejadian bentrok antara massa dan aparat di Jembatan 4 Barelang, Batam pada Kamis (7/9) kemarin, mengandung kepanikan banyak warga. Termasuk seorang ayah bernama Herman yang menggendong bayi 8 bulan.
Ia merupakan warga Galang yang lokasinya tidak jauh dari tempat kejadian. Asap gas air mata diketahui menyebabkan dampak cukup luas karena pengaruh angin di sekitar wilayah tersebut. Termasuk anak herman, Algifari, pingsan karena tak bisa bernafas akibat efek gas yang pekat. Bola matanya juga tampak memutih.
Gas air mata ini dilepaskan oleh aparat gabungan sebagai reaksi terhadap sejumlah warga Rempang yang sebelumnya memblokadi jalan dan menghalangi petugas pemasang patok. Sebab wilayah tersebut akan dibangun proyek strategis untuk tujuan pariwisata. Warga yang tak setuju tidak bertemu kesepakatan dengan aparat, sehingga meluncurlah gas air mata ini sebagai peredamnya.
Selain Herman dan anaknya, korban lainnya adalah siswa-siswi yang bersekolah tak jauh dari lokasi. Asap gas air mata memang menyebar dengan cepat oleh angin dan masuk ke lubang ventilasi atau jendela yang terbuka. Banyak anak dan warga yang histeris, termasuk Herman yang meneriakkan, “Anak saya enggak bisa bernapas, tolong anak saya.”
Kendati sempat bentrok, anggota Brimob Polda Kepri yang sempat mengetahui kondisi itu ada yang tidak tinggal diam. Herman mendapat bantuan dari salah satu anggota Brimob yang dengan sigap membantunya dan sang anak agar mendapatkan pertolongan. Beruntung, beberapa waktu kemudian sang anak bisa kembali siuman.
Duduk perkara bentrok yang langsung mendapat sorotan seluruh masyarakat Indonesia karena mengingatkan dengan Tragedi Kanjuruhan ini, berawal dari Proyek Rempang Eco City. Badan Pengusahaan Batam sebelumnya telah mensosialisasikan warga Pulau Rempang, Galang, bahwa akan ada pengukuran tanah batas hutan Rempang pada hari Rabu (6/9).
BACA JUGA: Bukit Teletubbies Gunung Bromo Terbakar Akibat Aktivitas Pre-Wedding Pakai Flare
Namun banyak warga menolak sehingga ratusan warga menghalangi dan menutup jalan saat Petugas Gabungan datang ke lokasi pukul 10.00. Tensi pertemuan kedua belah pihak tidak menemukan titik temu dan terjadilah bentrok karena petugas gabungan tetap ingin memasang patok.