Digitalisasi adalah kemajuan yang perlu UMKM dan wirausahawan adaptasi, tetapi masalahnya, masih banyak yang kesulitan menerapkannya. Bisa terkendala knowledge, modal, konsumen dan bahkan konsumen mereka sendiri.
Sekarang ini, mulai dari level warteg, warung madura, umkm di pedalaman, serta layanan di instansi pemerintahan masih bergulat untuk bisa go digital. Di antaranya dari segi promosi, penjualan dan pembayaran.
Namun, digitalisasi adalah hal yang tetap perlu mereka usahakan untuk bisa berkompetisi dengan cepatnya kultur belanja dan pemasaran yang banyak berubah dan tinggi persaingan. Berikut ini alasannya.
Digitalisasi adalah sistem yang membuat aktivitas jual beli lebih cepat dan luas
Digitalisasi adalah bentuk transformasi sistem dari konvensional, analog atau manual ke digital. Umumnya prosedur ini menggunakan jaringan internet dan perangkat lain yang terhubung, serta melibatkan data yang bisa kita kelola untuk kepentingan tertentu. Seperti transaksi, rekap data pengguna, penyimpanan file dan lain sebagainya.
Sekarang ini memang sudah banyak UMKM yang punya akun media sosial sebagai brand awareness instan mereka. Namun ternyata, faktanya di lapangan masih banyak yang kesulitan memasarkan produk dan jasa mereka.
Rupanya masalah utama mereka adalah belum ‘tersentuh’ oleh sistem promosi dan pemasaran secara digital atau digital marketing. Padahal dengan melakukan hal tersebut, owner bisa mempromosikan dan menjangkau lebih banyak pembeli secara spesifik.
Memang di awal akan ada kendala yang membutuhkan waktu, karena owner perlu mempelajari atau menemukan SDM dengan biaya yang sesuai membantunya melakukan marketing secara digital. Namun ketika pakem dan polanya sudah terbentuk, cara ini lebih efisien dan menjangkau bukan hanya pembeli di sekitar, tapi juga dari berbagai area di Indonesia.
Metode pembayaran yang praktis dan aman
Saat ini, masih banyak sistem pembayaran konvensional. Terutama bila kita melihat ke area sub urban, pedesaan, atau wilayah pemukiman masyarakat ekonomi menengah ke bawah di kota. Namun sebagai owner UMKM, tetap perlu melihat kebutuhan konsumen dengan visioner atau jauh ke depan.
Apalagi bila target market kita berada di usia produktif. Saat ini milenial dan Gen Z sudah menggunakan metode cashless yang membuat mereka merasa aman, mutakhir dan praktis. Sesuai dengan gaya hidup mereka.
Maka, tidak ada salahnya menyediakan fasilitas bayar dengan QRIS, e-wallet, e-money dan metode bayar cashless lainnya. Customer tenang, pemilik usaha pun senang.
Ikut mendukung keberlangsungan dan keberlanjutan
Ini merupakan aspek yang mungkin belum terpikirkan oleh banyak pelaku perniagaan konvensional. Bagaimana sebuah sistem, bisa membuat kita melakukan transaksi secara paperless. Apa pentingnya?
Kita tidak perlu modal listrik dan printer untuk mencetak bukti transaksi, tidak perlu juga menggunakan banyak kertas untuk membuat bon. Cara ini sebenarnya juga membantu menjaga kelestarian alam dan mengurangi beban konsumen yang dompetnya jadi penuh dengan kertas bon.
Lantas, bagaimana dengan bukti pembelian dan pembayaran? Inilah canggihnya digitalisasi dalam membantu membuat rekapan transaksi yang bisa tersimpan di data pembeli maupun penjual.
Digitalisasi adalah sarana mengembangkan usaha
Selama ini, usaha konvensional banyak menggunakan insting dan rekapan data manual. Namun, tidak semua orang punya waktu untuk itu dewasa ini. Menjalankan sistem dan melakukan marketing secara digital, bisa membuat kita memperoleh output berupa data.
Sebagai contoh, barang apa saja yang paling laku, jenis kelamin dan usia berapa yang paling sering melihat promosi atau membeli barang kita, jenis postingan medsos atau video mana yang bisa menarik konsumen dan bermacam-macam lagi.
Hal ini membuat owner UMKM bisa sangat terbantu dalam mengembangkan bisnisnya. Sebab hemat waktu dalam jual beli dan masih sempat memikirkan inovasi apa yang perlu ia lakukan untuk membuat produk dan jasanya makin dicintai konsumen.
Harus mulai dari mana?
Setelah membahas berbagai macam manfaat, permasalahan berikutnya adalah dari mana harus memulai. Lebih dari 60% UMKM di luaran sejatinya belum terjamah oleh digitalisasi dengan baik. Bila Anda salah satunya, coba lakukan hal berikut.
Kenalan dengan digital marketing
Owner tidak harus melakukannya sendiri. KIta bisa memanfaatkan jasa mereka yang sedang butuh ‘magang’ digital marketing atau berkonsultasi dengan mereka yang memang ahli di bidang tersebut. Sesuaikan dengan budget yang kita miliki.
Bila ingin menekan cost, kita sendiri bisa belajar ilmu digital marketing secara mandiri atau menggunakan short course yang banyak tersedia saat ini.
Punya e-commerce? Konsultasi dengan representatifnya
Saat ini, banyak e-commerce yang ‘mendampingi’ klien mereka baik melalui customer service maupun secara virtual. Manfaatkan sarana ini untuk memaksimalkan potensi penjualan kita. Tetap aktif bertanya hingga jadi jago dan mahir dalam mengoperasikan toko online kita sendiri.
Pertimbangkan pembayaran cashless
Tak peduli di pelosok mana kita berniaga, bila ada koneksi internet, pertimbangkan untuk menyediakan layanan bayar cashless. Kita tidak tahu kapan pembeli potensial ini bisa tiba-tiba datang dan tak menemukan ATM untuk bisa menarik uang cash dan membayar. Dengan menyediakan metode bayar cashless, semua jadi lebih mudah dan efisien.
Ikuti kelas-kelas atau forum penyuluhan
Kita bisa mengikuti seminar online, menonton Youtube untuk belajar dan mengikuti perkembangan lainnya di kelas-kelas UMKM yang berhubungan dengan digitalisasi. Cara ini juga bisa menghubungkan kita dengan pakar atau sesama owner bisnis. Makin banyak koneksi, makin banyak rejeki.
Digitalisasi adalah teknologi yang bukan memusingkan, tapi menjadi magnet datangnya cuan dan pelanggan. Buka diri, buka wawasan dan siap-siap melebarkan sayap petualangan usaha Anda.