Musim boikot produk fried chicken franchise membuat banyak masyarakat yang melirik dan merekomendasikan merek lokal. Dulunya beberapa ayam goreng krispi lokal ini hanya dianggap ‘lebih murah’.
Namun sebenarnya rasanya tidak kalah dari produk yang lebih ternama seperti KFC, Burger King atau McDonalds. Bahkan, beberapa orang akan mencari fried chicken lokal ini ketika ada kesempatan mencicipinya. Sebab ayam tersebut bak hidden gem dan hanya ada di lokasi kota tertentu saja.
Olive Fried Chicken
Merupakan merek ayam goreng ala kentaki yang jadi pahlawan bagi mahasiswa di Jogja. Sebab rasanya enak, tapi harganya ramah di kantong. Olive Chicken ini berdiri sejak tahun 2011 oleh Kun Sastrawijaya. Belum buka banyak cabang di luar Jogja dan Jawa Tengah, ayam ini sampai jadi oleh-oleh dan jastipan bagi mereka yang melancong ke kotanya Gudeg tersebut.
Ayam Olive ini bagi banyak orang yang pernah merasakan kelezatannya, dirasa tidak kalah dari merk franchise luar negeri. Pak Kun dan istrinya dulu juga sebenarnya sering jajan sepotong ayam KFC untuk berdua demi pengiritan. Yang membuat Olive Chicken seenak produk luar negeri adalah ayam segar yang digunakan, sehingga ketika matang rasanya juicy.
Rocket Chicken
Gerai ayam goreng yang banyak menjamur di kawasan kabupaten atau dekat kampus ini, pendirinya dulu bekerja sebagai office boy atau OB. Iya bahkan kuliah sambil bekerja saat itu.
Dulu sering diremehkan, siapa sangka bekal bekerja di salah satu franchise ayam goreng beken saat itu, yakni CFC, berhasil membuatnya jadi juragan fried chicken sendiri. Rocket Chicken punya banyak varian menu yang harganya merakyat banget. Bahkan ada netizen yang menyebut merek ayam ini sebagai ‘kabupaten pride’ karena di wilayah kabupaten punya ayam goreng tepung yang tak kalah enaknya dari yang ada di kota.
Jatinangor Chicken
Fried Chicken yang satu ini adalah khasnya Bandung. Ada satu menu spicy chickennya dyang disinyalir konsumen 11-12 rasanya dengan salah satu resto fast food terkenal. Kelebihan lainnya adalah ada tambahan kailan krispi yang khas dan menambah khasanah gizinya.
Variasi menu lainnya yang bikin resto ini sah jadi restoran fast food adalah menu burger serta chicken & fries yang menggugah selera. Harga yang ditawarkan juga rata-rata di bawah Rp 50 ribu.
Sabana dan Hisana
Merek yang satu ini sudah menjamur di berbagai daerah. Bagai duo minimarket Indomaret dan Alfamart, keduanya juga sering dibandingkan oleh fans masing-masing. Ada yang lebih suka di Hisana, ada pula yang lebih suka ke Sabana.
Secara rasa, keduanya sudah sangat mendekati rasa ayam goreng tepung seperti fast food terkenal. Namun dalam hal variasi, keduanya memiliki perbedaan. Hisana memiliki menu kentang goreng tepung yang jarang ditemui di gerai fried chicken lainnya.
Richeese Fried Chicken
Kendati gerainya lebih wah dan hampir setara dengan kompetitor pendahulunya, Richeese merupakan perusahaan jaringan resto ayam goreng lokal. Dengan standar rumah makan, menu khas dan penyajiannya, harganya bahkan bersaing dengan resto fastfood seperti KFC dan McD.
Richeese boleh dibilang menjadi pelopor fastfood ayam salut bumbu pedas dengan saus keju di Indonesia, karena Richeese sendiri sebelumnya memproduksi sejumlah makanan ringan dengan rasa keju. Sebelumnya, ayam seperti ini hanya pernah kita lihat di drama Korea. Namun kini, banyak yang memiliki menu ayam balut saus pedas dan saus keju seperti ini.
BACA JUGA: 5 Rekomendasi Mie Kocok Bandung Legendaris Rasa Autentik
Banyak alternatif fried chicken lokal yang soal rasa nggak kalah juara. Dengan membeli produk mereka, sama juga menguatkan perekonomian lokal dan mendukung UMKM untuk terus bergerak, tanpa kehilangan kenikmatan asli Indonesia.