Jalanan kota besar kerap diwarnai kebisingan, apalagi kalau padat dan macet. Namun uniknya, Bandung tidak demikian. Menjadi salah satu kota besar dengan kunjungan wisata yang tak henti-henti, sebuah video viral menunjukkan bagaimana pengguna jalannya irit pakai klakson.
Bahkan konon, siapapun yang pernah tinggal di Bandung baik pendatang maupun warga asli, kalau keluar ke daerah lain jadi ikut terbawa-bawa untuk ‘sungkan’ menggunakan klakson.
Video pembuktian bagaimana warga Kota Kembang punya pengendalian diri yang sangat apik dalam membunyikan klakson ini bukan pertama kali terjadi. Beberapa tahun lalu juga ada pembahasan betapa kemacetan di kawasan padat kota tersebut tidak mengurangi kesabaran para pengguna jalan.
Sebaliknya, kalau ada yang mengklakson di antara kemacetan, malah akan ditanya, “Mau ke mana atuh?” atau ‘mau ke mana sih’. Atau bahkan malah kena omelan dalam bahasa Sunda oleh warga setempat yang terkenal marah-marahnya saja terdengar halus.
Usut punya usut, beberapa netizen memberi sedikit penjelasan kenapa hal ini bisa terjadi. Warga Bandung sepertinya sudah paham bahwa kemacetan tidak akan semakin lancar dengan diberi bunyi-bunyian yang berisik. Malah akan membuat berisik dan meningkatkan stres serta emosi di jalan. Maka kesadaran mereka adalah dengan menunggu sampai jalan lagi.
Sebuah fakta yang unik dan menarik, mengingat di kota besar lain bahkan kerap membunyikan klakson ketika lampu lalu lintas masih kuning atau angka penunjuk detik lampu kuning belum berakhir. Nah, jadi kalau kita melakukan hal ini di Bandung, sudah bisa dipastikan adalah warga pendatang atau mungkin belum sesabar warga aslinya dalam menghadapi kemacetan.
Lantas, buat apa dong ada klakson? Memang sebenarnya klakson berfungsi memberikan kode atau tanda pada pengemudi maupun pengguna jalan lainnya. Namun di Bandung, fungsi klakson lebih banyak untuk menyapa orang atau rekan saat papasan di jalan.
BACA JUGA: Kisah Acil Citayam Fashion Week yang Rasakan Redupnya Popularitas
Dan jangan salah. Aktif menggunakan klakson di tengah ketentraman kampungnya batagor dan bakso aci ini, bisa-bisa kita kena omel yang tidak kalah hebohnya dalam bahasa setempat. Berani coba?