Setelah berhasil menyisakan satu perwakilan di kandang sendiri pada Daihatsu Indonesia Master, Pelatnas tidak berhasil memberikan wakil di Final Thailand Masters Super 300. Dua pertandingan sebelumnya adalah Malaysia Open Super 1000 dan India Open Super 750 di mana tidak ada wakil di semifinal.
Kabar ini semakin membuat lesu dan prihatin para supporter badminton Tanah Air dalam melihat prestasi tim yang mereka sempat banggakan 7 tahun ke belakang. Pada pertandingan kali ini, Indonesia mengeluarkan berbagai wakil senior maupun junior. Di antaranya Leo/Daniel yang kemarin menjuarai Indonesia Master.
Selain itu ada juga Ester Nurumi, Ana/Tiwi, Dejan/Gloria, Rehan/Lisa, Lany/Ribka, Bagas/Fikri, Rahmat/Yere, Komang Ayu, Tommy Sugiarto, Jesita/Febi, Meilysa/Rachel, Adnan/Nita, Sabar/Reza dan Alwi Farhan. Memang belum nampak ada geliat yang membara seperti ketika unjuk gigi di rumah sendiri dua pekan lalu.
Rangkaian ukiran ‘sejarah baru’ ini dikemas dalam cuitan pengamat badminton dan olahraga Ainur Rohman dalam akun X nya. Melalui sebuah sarkas halus, ia menggaris bawahi pencapaian tim badminton Indonesia di bawah kepengurusan PBSI yang sekarang.
“Duet kepemimpinan Ketua Umum Agung Firman Sampurna dan Ketua Harian Alex Tirta di PBSI terus konsisten mencatat sejarah baru bagi bulu tangkis Indonesia. Dihadang. Belum Berhasil. Tetap Semangat!” tulisnya.
Netizen pun menanggapi dengan beragam respon yang sama mirisnya. Di antaranya ada yang mengingatkan bagaimana ucapan dari PBSI saat tim badminton Indonesia menang Thomas Cup 2020, “Kesiaaan deh lu. Gambarannya kurang lebih seperti itu. Tapi ya apa boleh buat, ini lah ya, silahkan anda sakit hati dan kejang-kejang, tetapi inilah PBSI yang sekarang.”
BACA JUGA: Timnas Kalah 4-0 tapi Dipuji Media Asing, STY Dapat Tawaran Negara Lain
Dahulu ucapan tersebut dinyatakan oleh Ketua Umum PBSI, Agung Firman Sampurna, tahun 2020 lalu. Namun ironisnya, tahun ini ucapan tersebut terasa sebagai hujaman di tubuh asosiasi badminton tanah air sendiri. Sebab prestasi yang jauh melandai dibandingkan masa-masa itu.