Rivalitas Mie Gaga dengan Indomie menjadi drama mie instant paling menarik belakangan ini. Setelah seorang netizen menceritakan sepenggal untold stories atau kisah yang jarang orang ketahui tentang Mie Gaga dan Indomie, membuat perilaku konsumen ikut terpengaruh.
Namun perubahan ini bukan hanya karena sentimen positif yang berhasil terbangun, melainkan juga testimoni kualitas yang ternyata diakui sendiri oleh banyak netizen. Bahkan beberapa konten media sosial menunjukkan penjualan MIe Gaga meningkat drastis menyaingi Indomie yang juga tengah gencar-gencarnya membuat varian baru.
Singkat cerita, sebuah video AI yang menggunakan wajah Djajadi Djaja, seolah-olah berkisah mengenai dirinya yang dulu juga berperan di balik Indomie. Namun, karena suatu persaingan bisnis, ia dikhianati oleh rekan bisnis tersebut sehingga tersingkir. Djajadi Djaja akhirnya membuat produknya sendiri yakni Mie Gaga.
Video tersebut viral di Tiktok dan Twitter. Ternyata hal ini menyulut para fans mie instan untuk tersadar ada sebuah cerita sedih di baliknya. Beberapa netizen mendokumentasikan bagaimana rak-rak Mie Gaga setelah pemberitaan tersebut jadi banyak yang kosong, sementara produk lainnya, termasuk Indomie masih penuh.
Meski terlihat antusiasme netizen untuk membeli Mie Gaga karena simpati dan testimoni positif netizen lainya. Ada juga yang tidak banyak terpengaruh dengan masih menyukai Indomie atau yang sesuai dengan kesukaan mereka.
Menanggapi hal ini, pihak Mie Gaga memberikan klarifikasi. Hal ini tampaknya sebagai antisipasi anggapan bahwa brandnya terkait dengan video AI yang beredar, sehingga seolah-olah membuat black campaign. Dalam klarifikasinya, Mie Gaga meminta video AI yang melibatkan wajah Djajadi Djaja untuk ditakedown.
BACA JUGA: Bakso Afung Hancurkan Peralatan Makan Imbas Insiden Kerupuk B2, Jaga Sertifikasi Halal
Yang bersangkutan juga tidak akan memberikan tanggapan klarifikasi terkait narasi yang disampaikan video tersebut dan akan menggunakan hak-hak hukumnya bila video tersebut dimanfaatkan untuk keperluan konten dan pemberitaan yang merugikan.