Memasuki bulan September, Oktober dan November, lumrahnya Indonesia sudah memasuki musim hujan. Namun seperti banyak dari kita sadari, curah hujan masih belum merata dan tidak stabil di berbagai daerah. Belum lagi, suhu udara yang makin terasa gerah kendati hujan sudah turun.
Oleh karena itu, jangan heran ketika meski hujan turun, wilayah yang biasanya sejuk pun bisa terasa gerah atau panas. Hal ini bahkan tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi sedang dirasakan oleh mayoritas penduduk bumi.
Melansir dari Kompas, kondisi ini merupakan efek dari pemanasan global. Di mana hal tersebut bukan hanya terasa di Indonesia, tapi juga berbagai belahan dunia. Efek global warming ini memunculkan el nino di mana efeknya berdampak pada kesehatan, kondisi bencana alam, serta hasil pangan.
Indonesia mengalami puncak kenaikan suhu pada Oktober 2023 yang lalu, di mana suhu rata-rata kita tercatat 27,7 derajat celsius. Ini bahkan lebih tinggi dari suhu rata-rata sebelumnya yang hanya 27 derajat celsius saja selama 20 tahun sejak 1991-2020.
BACA JUGA: Detik-detik Gempa Bawah Laut Maluku Terekam Kamera Penyelam, Ini Imbauan BMKG
Sedangkan untuk seluruh dunia, suhu bumi juga naik 2 derajat bila dibandingkan dengan tahun 1800-1900. Jadi, kenaikan suhu ini juga dirasakan oleh banyak penduduk dunia. Namun di sejumlah daerah Indonesia, hal ini telah menyebabkan beberapa kondisi seperti karhutla, kekeringan, hujan ekstrem yang lebat atau disertai angin dan petir. Beberapa daerah juga sudah melaporkan kasus banjir. Memasuki bulan Desember 2023, kemungkinan curah hujan lebih lebat bisa terjadi hingga beberapa bulan mendatang.