Pengembangan karir memungkinkan seorang karyawan bisa jadi bos atau owner bisnisnya sendiri dalam 5-10 tahun. Hal ini karena maraknya startup dan pergeseran kultur bisnis di era digital.
Selain karena track yang cepat, perubahan yang tak menentu dari iklim bisnis (terutama setelah pandemi Covid-19) sangat nyata di depan mata. Lay-off atau PHK kerap membayangi pekerja, terutama di perusahaan swasta yang sudah settle sekalipun.
Tidak semua perusahaan menyediakan media pengembangan karir, sehingga masa depan generasi muda pekerja sekarang lebih banyak ditentukan oleh mereka sendiri. Namun jangan khawatir, karena beberapa cara ini masih bisa kita tempuh guna menjaga keberlangsungan karir secara mandiri.
Pengembangan karir lewat aktif di Linkedin

Tidak selamanya media sosial itu toxic atau merusak. Bila menggunakannya dengan lebih mindful, kita bisa mendapatkan keuntungan darinya. Salah satunya adalah platform Linkedin, tempat berkumpulnya insan profesional melakukan self branding di dunai kerja.
Selain bisa terhubung dengan banyak pakar, profesional, teman lama yang juga punya akun Linkedin, juga bisa mendapatkan insight baru dan informasi seputar lowongan kerja, kegiatan seperti seminar, bootcamp, forum atau bergabung dalam komunitas lainnya baik di dalam atau di luar negeri.
Mulai percantik dan update selalu Linkedin kita. Jangan ragu untuk berbagi atau berinteraksi dengan orang lain untuk menambah jaringan.
Mengikuti atau menonton TED Talk
TED Talk adalah sebuah konferensi yang menghadirkan pembicara dengan ide mereka akan sesuatu yang inspiratif dan inovatif. Pengisi TED Talk sangat bervariasi baik dari dalam dan luar negeri, bahkan di Indonesia, salah satu E-commerce pernah membuat BukaTalks dengan konsep yang mirip.
Acara ini memang sangat membantu kita menemukan AHA moment, karena mendengar buah pemikiran atau pengalaman orang-orang yang ahli dan berdedikasi di bidangnya. Misalnya co-founder, motivator, seniman, komedian dan banyak lagi. Apakah mendengarkan mereka bisa bikin kita naik jabatan?
Tidak secara langsung, tetapi bisa membantu membuka pikiran jadi lebih luas mengenai hal-hal seperti tujuan dan keputusan dalam hidup. Selain TED Talk, saat ini banyak podcast menarik yang bisa menjadi inspirasi pembakar semangat agar punya visi dan misi yang lebih tinggi lagi. Ingat, semua ini tentang mindset.
Membuat portofolio

Sebelum era digital, membuat CV dan memiliki banyak sertifikat cukup berpengaruh untuk mendapatkan pekerjaan. Lain halnya dengan masa kini yang persaingannya memang makin ketat.
Selama bekerja, magang atau melakukan proyek freelance tertentu, jangan lupa untuk mendokumentasikan hasil pencapaian kita ke dalam sebuah portofolio. Kita bisa browsing di internet tentang contoh membuat portofolio yang keren dan sesuai dengan bidang kita.
Portofolio masa kini juga kadang tidak hanya berupa PDF atau tertulis saja. Ada juga yang berbentuk landing page, video, desain web dan masih banyak lagi. Nah, melihat referensi portofolio orang lain juga bisa meningkatkan jiwa kompetitif kita dengan positif. Sehingga kita berusaha unjuk diri sebaik mungkin di portofolio tersebut.
Memiliki side hustle/pekerjaan sampingan
Pekerjaan sampingan merupakan cara untuk menambah penghasilan, sekaligus menciptakan jalur profesi lainnya. Tidak sedikit kisah orang-orang yang switch career dari pekerjaan utama mereka dan malah berkembang di pekerjaan sampingannya.
Namun di samping itu, kebanyakan side hustle bisa menjadi sarana mengasah potensi kewirausahaan diri. Kita juga jadi lebih produktif karena mengatur flow, waktu, dan keuangannya sendiri. Bukan tidak mungkin di masa mendatang menjadi bekal untuk mengurus manajemen karyawan kita sendiri.
Pengembangan karir dengan membangun network

Ada banyak cara untuk bisa membangun koneksi. Namun, ada strategi khusus untuk bisa menggaet network yang tepat. Alokasikan uang nongkrong atau ngopi, untuk mengajak orang-orang seperti ini makan sambil membahas hal-hal yang relevan. Demikian, nongkrong kita kini lebih berfaedah dan terarah.
Membangun network ternyata tidak harus seformal yang kita bayangkan bukan? Cara lainnya dengan saling bertukar kartu nama atau kontak bila memungkinkan, hadir ke offline event kepakaran dan lain sebagainya.
Saat ini generasi milenial dan Gen Z di usia produktif pastinya mengalami tantangan berbeda dibanding generasi sebelumnya. Kendati banyak kemudahan, tetapi tantangannya juga semakin besar dan persaingan makin ketat.
Faktanya, menurut survey Gallup, 75% milenial banyak yang melakukan pengembangan karir tanpa support dari perusahaan. Meski data ini agak mellow karena bekaitan dengan situasi sejak pandemi Covid-19, 87% generasi muda tersebut masih merasa bahwa program tersebut sangat perlu.
Semoga dengan informasi tentang 5 cara pengembangan karir di atas, bisa membantu semangat tinggi generasi muda untuk menemukan potensi terbaik dalam dirinya.