Irma adalah seorang wanita biasa, tetapi melalui lika-liku menjadi single parent, malah membawanya pada kesuksesan yang tak terbayangkan sebelumnya. Bahkan, ia sempat hampir tak bisa membeli beras untuk memberi makan dirinya dan ketiga anak di rumah.
Hanya berbekal sagu dan kelapa yang bahkan sempat ia ragukan, ternyata kini Bu Irma Husnul Khotimah menjadi salah satu pelaku UMKM wanita sukses dengan keuntungan ratusan juta.
Apa rahasianya? Berikut ini kisah dan perjalanan sang ibu super yang berhasil membawa bisnisnya hingga ke Jerman dan Australia.
Suami berpulang, kehidupan single mother yang menantang
Bu Irma Husnul Khotimah sejatinya adalah seorang ibu rumah tangga yang tidak bekerja. Tahun 2013, ia harus menerima kenyataan bahwa sang suami lebih dulu kembali ke pangkuan Sang Illahi. Hal ini membuatnya harus menjalani kehidupan menjadi orang tua tunggal yang menantang.
Sejak saat itu, Bu Irma berpikir keras, apa kiranya yang bisa menopang perekonomian dirinya dan ketiga buah hati. Akhirnya, saat event Lebaran, ia mencoba berkreasi membuat segala hal yang ia bisa buat dari resep warisan keluarga. Namun, hari raya hanya sekali setahun, bagaimana kiranya ia bisa menjual sesuatu yang menjaga dapurnya tetap mengepul?
Tak bisa beli beras, dapat berkah dari produk gagal
Salah satu resep warisan keluarga yang berhasil di tangannya adalah sagon yang terbuat dari sagu dan kelapa. Ia pun mencoba memasarkan produk tersebut secara sederhana, dengan kemasan berupa plastik kecil. Produk tersebut dititipkannya ke warung-warung.
Sayangnya, ketahanan sagon cukup rentan dengan pengemasan yang seperti itu. Akhirnya banyak sagon hancur dan Bu Irma membawanya pulang kembali dengan sedikit gontai. Padahal kalau sagon itu laku Rp 10 ribu saja, ia hendak membeli beras untuk kebutuhan di rumah.
Bagai mendapat jawaban dari langit, pada hari itu ada seseorang yang kesasar mencari alamat. Ia pun mempersilakan orang tersebut masuk dan sang tamu mencoba sagon ‘gagal’ sementara Bu Irma memanggilkan RT.
Tak disangka-sangkanya, tamu itu malah berkata bahwa sagon itu enak dan mau membayar seharga dua kali lipat dari harga jual di warung. Bu Irma menolak, karena produk tersebut sebenarnya hancur. Namun sang tamu malah meninggalkan uang di meja rumahnya sejumlah Rp 20 ribu.
Begitulah rezeki tersebut sekaligus menjadi pencetus yang membuat dirinya kembali optimis. “Dari situ saya mikir kita harus menghipnotis diri yang tadinya ya Allah jadikan ini beras malah mendapatkan uang Rp20.000,” ujarnya seperti yang tertulis dalam media Kompas. Dari yang tadinya berharap jadi uang Rp 10 ribu, tetapi ada saja cara semesta menyalurkan rezeki tanpa kurang atau tertukar.
Sagon Bakar Bu Irma jalan-jalan sampai Jerman dan Australia
Sejak saat itu, Bu Irma semakin meniati jualannya. Jalannya juga terbuka oleh tetangga yang mengajaknya mengikuti program UKM (Usaha Kecil Menengah). Di sini ia mendapatkan pembekalan mengenai teknik dan strategi berjualan yang benar. Di antaranya adalah pengemasan, distribusi, dan marketing.
Kini produk dengan nama Sagon Bakar Bu Irma tersebut bisa melanglang buana hingga ke luar kota dan luar negeri. Sebab ada supplier dan langganan seperti Kafe Kopi Nusantara di Taman Mini ataui BSD Lengkong.
Ciri khas Sagon Bakar Bu Irma adalah rasa kelapanya yang berbeda karena ia memilih menggunakan kelapa muda. Dengan demikian, lebih mudah diterima oleh lidah semua kalangan, termasuk anak-anak dan orang tua. Teksturnya juga ramah di mulut dan memiliki aneka rasa yang fancy, seperti green tea dan moka.
Berkat Sagon Bakar Bu Irma hasil kuliahkan ketiga anaknya
Tak ada yang lebih membanggakan dan membahagiakan bagi seorang ibu, ketika ia bisa mengusahakan yang terbaik bagi buah hatinya. Sebelumnya mungkin bahkan Bu Irma belum bisa membayangkan, apa yang harus dilakukan tanpa adanya kepala keluarga. Namun nyatanya, dari kelapa muda yang ia jadikan sagon bakar, berhasil laku keras dengan jalur yang baik di pasaran.
Dari yang tadinya berharap bisa jualan per kantong plastik dengan harga Rp 10 ribu, kini ia bisa menghasilkan Rp 10 juta dalam sebulan. Hal ini membuat Bu Irma berhasil menguliahkan ketiga anaknya. Bahkan kini sang anak ikut membantu sang ibu dalam memasarkan produk secara digital.
Hingga sampai ke titik ini, perjalanannya tentu tidak mudah. Ada jatuh bangun yang tak habis untuk Bu Irma bahas. Namun fokus dan semangatnya merintis usaha kecil secara konsisten meski bersanding dengan amanah menjadi ibu sekaligus kepala keluarga, begitu inspiratif bagi kita semua.
Jangan menyerah merintis bisnis, seprti kisah Sagon Bakar Bu Irma. Jalin hubungan baik dengan manusia dan Sang Pencipta, ikhtiar dan yakin bahwa bila kita mengusahakan, maka akan terbuka jalan.