Nama Ahmad Munjizun mengundang decak kagum setelah kisah inspiratifnya sebagai warga pedalaman Indonesia yang berhasil menembus Amerika Serikat guna meraih gelar doktor. Apalagi setelah mengetahui bahwa dulunya ia lebih banyak berada di kandang kuda.
Pria 31 tahun yang akrab dengan panggilan Jizun ini berhasil meraih gelar S3 di North Carolina State University Amerika Serikat (AS). Lebih tepatnya Doctor of Philosophy in Animal Science. Hal ini ternyata tidak berbeda jauh dari latar belakangnya yang lekat dengan kuda tersebut saat masih tinggal di desa.
Kisah Ahmad Munjizun atau Jizun ini bisa menjadi inspirasi bahwa mencapai impian tidak harus selalu karena punya privilege. Namun juga usaha serta keyakinan yang kuat.
Ikatan batin Ahmad Munjizun dengan kuda
Jizun berasal dari sebuah desa kecil di Lombok. Sejak kecil hidupnya lebih akrab dengan binatang ternak seperti sapi dan kuda, daripada mainan-mainan seperti anak pada umumnya. Lingkungan sekitarnya pun, termasuk saudara-saudaranya sangat mahir mengurus dan mengendalikan kuda. Jizun sendiri memang memiliki kesukaan terhadap kuda dan sempat menjadi joki.
Tanpa ia sadari, hal ini yang akan mengantarkan Jizun pada gelar doktor S3 di negeri Paman Sam di masa dewasanya. Bahkan setelah lulus SMA, ia malah berniat mendaftarkan diri ke S1 Jurusan Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unram. Namun sayangnya, ia gagal. Padahal dirinya sejak kecil merupakan anak yang berprestasi.
Kendati demikian, justru Fakultas Peternakan Unram lah yang menerimanya ketika Jizun mendaftar kembali. Seolah sudah menemukan jalannya, Jizun seperti selalu memiliki tiket untuk mendalami berbagai hal yang berhubungan dengan hewan dan kuda.
Ikut PKL di Australia dan kembali mengurus kuda
Jizun adalah anak dari pasangan Muhammad Hijazi Umar (64) dan Ayunanti (50). Orang tuanya mengisahkan bahwa Jizun tadinya tidak bisa bahasa Inggris. Namun berkah berupa kecerdasan yang baik, membuat putra mereka bisa menguasai level dasar bahasa asing itu hanya dalam satu bulan.
Hal itu terjadi karena ia perlu berangkat PKL pada tahun 2018 ke Australia. Saat itu teman-temannya pernah bertanya, apakah Jizun bisa bahasa Inggris. Pemuda yang rendah hati ini hanya menjawab, “Bisa sedikit-sedikit.”
Padahal, Jizun akhirnya berhasil menyelesaikan studinya dan malah lanjut lagi S2 di negeri Kanguru tersebut. Lagi-lagi, chemistry dengan kuda membuatnya meraih rekomendasi untuk meneruskan kuliah S3 dari para dosennya. Kali ini, yang mereka sarankan adalah negeri Paman Sam alias Amerika Serikat.
Lulus gelar doktor, lakukan pidato yang bikin orang AS kagum
Dari kandang kemudian sukses di negeri orang, hal ini bukan sesuatu yang Jizun bayangkan. Terutama karena ia berasal dari wilayah yang pelosok dan tidak bisa bahasa Inggris. Namun setelah lulus dan memberikan pidato kelulusannya di North Carolina State University Amerika Serikat (AS), bukan saja ia menyampaikan pidato yang apik dan menginspirasi, tetapi logat bicaranya dalam bahasa Inggris juga memperlihatkan betapa matangnya kini ilmu yang ia mulai dari belajar 1 bulan saja di tahun 2018 itu.
Dalam pidato tersebut, ia menceritakan bahwa ini adalah titik yang tak pernah ia bayangkan. Namun kini dirinya menyadari bahwa usaha, kegigihan dan kerja keras bisa menghasilkan titik yang ia tak bayangkan ini.
Di sisi lain, sang ayah, Muhammad Hijazi Umar, menjelaskan di tempat berbeda bahwa nilai yang ia tanamkan dalam keluarga adalah pentingnya ilmu. Di mana ilmu pengetahuan lah yang bisa membuat seorang manusia terkoneksi dengan baik, entah pada manusia, Allah SWT maupun alam sekitarnya. Apalagi Ahmad Munjizun sendiri, sejak kecil juga sudah pandai membaca Kitab Kuning. Sehingga komponen keilmuan yang ia miliki bisa saling mengisi baik secara kecerdasan, kematangan emosi dan spiritual.
BACA JUGA: Sempat Susah Beli Beras, Single Mother Berhasil Bisnis Sagon Bakar sampai ke Jerman
Meski banyak yang bilang, hanya uang, good looking dan privilege lah yang bisa membuat jalan seseorang bisa mulus dalam mencapai kesuksesan, jangan menyerah untuk percaya bahwa kerja keras masih memiliki peran di dalamnya. Belajarlah, berusaha dan berdoa. Melibatkan ketiganya, bukan tidak mungkin kita bisa meraih harapan dan cita-cita yang kita inginkan.