CEO Blue Bird melakukan sebuah aksi blusukan yang bikin terperangah. Ia berani turun langsung, menyamar menjadi driver untuk melakukan riset menyeluruh atas operasional armadanya.
Sebaik-baiknya pemimpin, memang yang menyempatkan untuk melihat langsung ke lapangan dan merasakan bagaimana dampak produk mereka untuk ekosistem perusahaan, mitra dan konsumennya. Ini memang bukan terobosan baru, tetapi tidak semua atasan mau melakukannya bukan?
Bagaimana cerita mengenai CEO Blue Bird yang menyamar jadi sopir ini?
Cerita Instagram Story CEO Blue Bird ‘blusukan’
Sigit Djokosoetono merupakan CEO dari taksi berlogo burung biru tersebut. Ia membagikan dalam story akun IGnya tentang pengalaman melakukan blusukan sepanjang hari dengan menyamar menjadi sopir taksi. Tujuannya tentu ingin mengetahui bagaimana produknya memberikan dampak terhadap perusahaan awan Mitra dan juga konsumen yang menggunakan jasa taksi Blue Bird.
Cerita Instagram Story tersebut kemudian viral di media sosial. Apalagi ada netizen yang menduga bahwa ia sempat naik taksi yang dikemudikan oleh CEO Blue Bird tersebut. Sebab menurut pengakuannya, di tengah jalan dirinya sering ditanyai oleh sang pengemudi mengenai kesan dan pesan naik taksi Blue Bird maupun Armada taksi lainnya.
Kisah blusukan para pemimpin selalu menjadi sesuatu yang mengesankan sebab hal ini menunjukkan kalau top leader juga mau turun gunung untuk melihat bagaimana proses yang dialami bawahan ataupun juga konsumennya.
Aksi penyamaran menjadi driver yang totalitas
Dalam melakukan aksinya menyamar menjadi sopir taksi, pria yang bernama lengkap Sigit Priawan Djokosoetono ini memang cukup meyakinkan. Menggunakan seragam khas sopir Blue Bird serta memakai masker dan tentunya menggunakan Armada taksi biru tersebut.
Ia melakukan satu tradisi para sopir transportasi umum, alias ‘mangkal; di Kawasan SCBD Jakarta dan Kokas. Sempat juga membaur dengan para sopir Blue Bird yang lainnya sambil menunggu ada penumpang yang menggunakan layanannya. Dari penyamaran ini ternyata Sigit berhasil mendapatkan 6 customer. Iya juga merasakan bagaimana galaunya kehilangan dua orderan. Dan di samping itu tentu saja ia mengalami fenomena macetnya Jakarta di atas kemudinya sendiri.
Uniknya Sigit menceritakan di Instagram story-nya seperti seorang driver sungguhan. Di mana ia bisa merasakan mengantar tamu dalam kondisi macet menunggu orderan seperti para drivernya yang selalu mencari rezeki di jalanan.
Bisa melihat lebih dekat keluh kesah mitra drivernya
Tentu saja penyamaran ini membuatnya bisa mendengar, melihat dan memahami banyak hal. Di antaranya adalah susah senangnya menjadi sopir, baik dari pengalamannya sendiri maupun dari curhatan sama driver yang sempat mangkal bareng bersamanya. Tak hanya itu ia juga mencoba bergaul dengan driver dari armada lainnya. Tentu saja hal ini membuatnya mendapatkan lebih banyak perspektif tentang suka duka dan dinamika profesi sopir dan Armada di lapangan.
Sempat menjadi viral di kalangan netizen banyak yang memuji dan merasa bahwa aksi Sigit sebagai CEO yang menyamar menjadi driver adalah hal yang keren. Namun ada juga yang menyentil bagaimana kalau ada penumpang yang memberikan tips kepadanya. Ada netizen yang bercanda bahwa kalau naik taksi ini, maka drivernya yang harus memberikan uang tip ke penumpang.
Yang pasti aksi turun gunung CEO menjadi driver atau sopir taksi Bluebird ini juga cukup menginspirasi. Bagaimana memahami sebuah bisnis terutama di bidang jasa ataupun yang lainnya, kita memang perlu mengetahui kondisi riil di lapangan. Kita perlu melakukan social listening, dari sisi mitra dan karyawan sendiri, maupun masyarakat yang menggunakan jasa atau produk kita.
BACA JUGA: Cara Mengatasi Kerugian Bisnis dari 3 Pengusaha Sukses yang Pernah Gagal
Tujuannya tentu saja bukan untuk menarik simpati. Melainkan menumbuhkan empati sebuah brand agar lebih bisa semakin bisa menjawab kebutuhan konsumen setianya.