Belajar bisnis di era ini jauh lebih mudah daripada generasi sebelumnya. Ada banyak program magang, bootcamp, tutorial video dan mentor yang bisa jadi alternatif.
Untuk bisnis memang perlu modal, tetapi jika masih belajar, kita bisa melakukan dari hal-hal yang paling mudah lebih dulu. Eksekusi bisnis tanpa dasar dan strategi yang matang akan membuat kita boncos duluan dan berakhir mudah patah arang. Maka dari itu, perlu membekali diri dengan ilmu yang cukup, agar modal yang keluar juga efisien.
Beberapa contoh sarana belajar bisnis di bawah ini bisa jadi pilihan. Di antaranya bahkan tidak perlu biaya sama sekali.
1. Belajar bisnis lewat kursus gratis
Sejak pandemi Covid-19, banyak seminar dan kursus online gratis yang akhirnya mengubah metode edukasi di Indonesia. Hal ini mengikuti kondisi perekonomian rakyat yang hingga saat ini masih dalam pemulihan.
Namun ternyata metode belajar seperti ini juga tergolong efektif di masa sekarang. Sebab bisa menjangkau lebih banyak orang daripada kelas offline. Kelebihan kursus gratis ini tentunya adalah tanpa biaya. Hanya saja minusnya adalah ilmu dan materi yang kita dapatkan tidak sedalam dan seteknis bila ikut kursus berbayar atau sekolah formal.
2. Mengambil jurusan sekolah yang spesifik
Bagi yang masih sekolah atau kuliah, bisa mulai ambil ancang-ancang menuju jurusan yang spesifik. Misalnya menuju ke vokasional dengan jurusan tertentu, atau mengambil jurusan kuliah maupun sekolah tinggi yang berhubungan dengan bisnis.
Jalur pendidikan formal tentunya akan lebih terkonsentrasi dan mendapatkan dasar-dasar teori, praktek bahkan magang yang kita butuhkan.
3. Magang atau kerja sambilan
Praktek memang menjadi sarana terbaik untuk bisa merasakan langsung bagaimana bisnis di lapangan. Sebab pada dasarnya, teori dan melakukannya langsung bisa saja memiliki gap. Di sinilah nalar berfungsi sehingga kita bisa mendapatkan pengalaman berharga.
Magang dan kerja sambilan memang terkesan ‘ikut orang’, tetapi lebih hemat modal dan membuat kita paham akan seluk beluk merintis dan menjalankan usaha. Selain itu, penghasilannya bisa kita sisihkan untuk biaya hidup, kursus atau modal bisnis.
4. Ikut bootcamp belajar bisnis
Program bootcamp saat ini makin menjamur dengan bidang dan biaya yang beragam. Setiap platform penyedia program ini biasanya memiliki kurikulum yang mirip. Di antaranya adalah pemberian materi, pelaksanaan assignment, praktek dan portofolio.
Metode ini sudah melalui penyesuaian agar siapapun dari kalangan manapun bisa mendapat bekal berupa keahlian dan sertifikasi. Dengan demikian, memudahkan untuk bisa melamar pekerjaan hingga merintis dan mengembangkan usahanya sendiri.
5. Mengikuti mentor bisnis
Terhubung dengan pakarnya melalui berbagai platform yang tersedia, seperti website, podcast, Youtube, Linkedin atau bahkan Tiktok. Umumnya para mentor dan pakar ini juga juga terbuka untuk sesi tanya jawab atau membuka jasa konsultasi berbayar.
Dengan bertanya dan belajar pada ahlinya, kita bisa mendapatkan penjelasan yang lebih konkrit dan praktikal. Tidak menutup kemungkinan, bisa membuka peluang seperti terhubung dengan pakar lainnya atau dengan komunitas bisnis untuk membuka jaringan baru.
6. Belajar digital marketing
Digital marketing merupakan salah satu cabang ilmu yang punya aspek lengkap terkait pemasaran. Di antaranya termasuk memahami pelanggan, bagaimana sistem pemasaran dan pembelian online berjalan, melakukan brand building hingga melakukan optimasi dengan iklan.
Kenapa digital marketing penting untuk bisnis? Sebab saat ini konsumen banyak mencari di internet sebelum mereka memutuskan membeli sesuatu. Karenanya membangun usaha dengan metode konvensional sudah tidak relevan di tengah banyaknya target market yang melakukan belanja online.
7. Mencoba belajar bisnis dengan modal kecil
Bila sudah mencoba satu atau beberapa metode belajar di atas, kita bisa juga mulai menyisihkan modal untuk belajar bisnis. Misalnya dengan menjadi reseller dropship, atau berjualan makanan dengan memanfaatkan platform media sosial seperti Twitter, Tiktok dan Instagram sebagai media promosi.
Dengan cara ini, selain kita memulai secara tidak langsung, juga mempraktekkan dengan lebih nyata, apa yang sudah dipelajari sebelumnya. Buat strateginya lebih dulu, kemudian timeline jangka pendeknya. Contohnya strategi jualan dengan modal tertentu untuk percobaan selama 1-3 bulan. Setiap satu bulan, jangan lupa lakukan evaluasi pada teknik yang sudah kita coba.
Belajar bisnis yang sesungguhnya adalah ketika kita benar-benar mengimplementasikan, mengalami untung dan rugi, serta mempelajari apa yang membuat bisnis kita berjalan dan apa yang membuatnya terhambat. Sejatinya ketika sudah menjadi pebisnis pun, kita tidak akan berhenti belajar. Sebab akan selalu ada perubahan yang menuntut inovasi agar usaha yang kita rintis bisa terus berkibar.