Pesona Jeng Yah mengenakan kebaya Janggan di serial Gadis Kretek sedang hype di media sosial. Selain membahas jalan cerita dan keseruannya, tak lupa mengamati berbagai pernak pernik seperti outfit yang melengkapi akting Dian Sastrowardoyo tersebut.
Kebaya Janggan membuat sosok Dasiyah memiliki wibawa atau tersorot menjadi pemeran kunci. Sebab terlihat elegan dan menguatkan auranya. Mari lebih mengenal salah satu jenis kebaya yang tampaknya akan mulai digandrungi ini.
Apa itu Kebaya Janggan?
Kendati mungkin baru sedikit yang mengetahui, sebenarnya untuk daerah seperti Jogja, Kebaya Janggan adalah pakaian yang umum digunakan pada beberapa kegiatan. Sebab hampir semua abdi dalem perempuan di keraton, siapapun dan apapun jabatannya, bisa menggunakan kebaya ini.
Kendati demikian, kebaya ini memang mengesankan wibawa, di mana pakaian ini melambangkan kehormatan dan keindahan perempuan Jawa ataupun yang berada di dalam keraton.
Ciri khas kerah pakaian
Meski terlihat seperti pakaian cheongsam, tetapi jenis ini berbeda. Janggan memiliki makna yakni leher, di mana pakaian ini memiliki kerah tinggi dan berlengan panjang. Aksen kancingnya berada di samping dan miring.
Ciri khas lainnya adalah warna yang cenderung gelap. Sebab warna gelap memiliki kesan sederhana, berwibawa dan tegas. Namun demikian, kain yang digunakan sebenarnya memiliki motif bunga yakni jenis kembang batu. Kebaya Janggan tidak boleh menggunakan material brokat.
Tokoh besar yang menggunakan Kebaya Janggan.
Terdapat beberapa nama tokoh yang menggunakan pakaian ini. Di antaranya adalah Ratna Ningsih, yang merupakan istri dari Pangeran Diponegoro. Selain itu ada juga Nyi Ageng Serang, tokoh pahlawan yang masih memiliki darah keturunan Sunan Kalijaga.
BACA JUGA: Pembalut Reject dan Fenomena Period Poverty yang Masih Awam di Kalangan Masyarakat
Sedangkan abdi dalem wanita keraton yakni estri punakawan yang menggunakan kebaya tersebut, menggunakannya saat ada beberapa kegiatan resmi. Seperti momen penghormatan pada raja atau hari besar lainnya.