Hati-hati dengan emosi, belakangan ini bisa jadi senjata makan tuan yang membahayakan diri sendiri. Kali ini kasusnya datang dari seorang Wakil Direktur RSU Bahagia Makassar yang baru beberapa bulan menjabat.
Berawal dari dirinya yang sedang bermain catur di sebuah warung kopi. Tak lama kemudian anak pemilik warung yang masih kecil datang menghampiri. Naluri kebocahannya mengambil salah satu bidak catur dan menyebabkan papan catur itu berantakan.
Hal ini membuat pria yang bernama Makmur tersebut naik pitam dan memukul si anak hingga jatuh ke bawah. Kejadian itu terekam CCTV dan bahkan terjadi di depan mata sang ayah bernama Agung, yang merupakan pemilik warung. Agung sempat memintakan maaf dan membantu membetulkan papan catur, tetapi tampak Makmur masih emosi sehingga mengucapkan omongan kasar.
Belum lagi pukulan Makmur menyebabkan anaknya terbentur meja sehingga bibirnya mengalami luka. Tak hanya sampai situ, sebelum pulang Makmur berkata bahwa dirinya tidak takut dilaporkan, tapi jangan ada yang mengedit video CCTV tersebut.
Perlakuan kasar dan tidak nyaman ini membuat akhirnya Agung melaporkan kasus ini ke polisi. Laporan tersebut cepat ditanggapi dan pihak RSU Bahagia Makassar juga mengambil langkah tegas dengan melakukan pencopotan jabatan pada Makmur yang dulunya juga merupakan pensiunan faskes tersebut.
Usai pensiun, Makmur masih mendapatkan amanah untuk bisa mengelola RS dan menjabat sebagai Wakil Direktur. Namun aturan tegas di sana adalah bila berurusan dengan hukum, maka akan dicopot dari jabatannya.
Video rekaman CCTV tersebut juga sempat menggemparkan dunia maya. Namun ternyata juga menimbulkan kontroversi sebab ada beberapa netizen yang mempermasalahkan tentang anak pemilik warung kopi. Kendati demikian, lebih banyak yang tidak membenarkan sikap kekerasan yang dilakukan oleh Makmur.
BACA JUGA: Dua Ibu Adu Jotos Setelah Nonton Barbie, Ternyata Gara-gara Youtube
Persoalan temperamen ini memang cukup banyak kita temui di kehidupan masyarakat belakangan. Salah satunya adalah di jalan raya yang bisa memicu pertikaian atau bahkan dalam rumah tangga yang juga bisa menyebabkan kekerasan.