Tak pernah terbayangkan Alifia Soeryo jadi korban pohon tumbang di benak keluarganya, padahal mereka masih menanti anaknya pulang. Mahasiswi berusia 22 tahun itu sedang menempuh S2 di sana, ternyata harus tewas dengan nahas.
Kejadian pohon tumbang memang menjadi concern masyarakat dan kepala daerah di manapun, termasuk di Indonesia. Oleh karena itu dalam anggaran daerah, kerap terdapat pembiayaan untuk perawatan pohon, tiang, bahkan kabel yang menjuntai. Semuanya itu bisa menjadi potensi bahaya bila tidak dipantau dengan baik.
Detik-detik pohon tumbang menimpa pelajar Indonesia
Kronologi kejadian yang menimpa Alifia Soeryo pun demikian. Hari itu 7 Februari 2024, sedang berjalan seperti biasa. Perempuan bernama Fia ini memang sering jogging di kawasan Park 10 di War Memorial Dr, Adelaide Utara. Bukan hanya dirinya, tempat ini memang sering menjadi tempat aktivitas masyarakat juga. Misalnya keluarga atau anak muda.
Fia duduk sejenak untuk beristirahat dari olahraga di bawah pohon bercabang dua saat peristiwa ini terjadi. Namun ia tak menyangka bahwa pohon karet raksasa yang berada di dekatnya tumbang. Bagian yang runtuh ini juga memiliki berat tak main-main yakni 10 ton.
Fia meninggal dunia di tempat
Kabar ini menjadi berita yang mengejutkan sekaligus memilukan. Apalagi Fia dikenal sebagai mahasiswi yang baik di kalangan teman-temannya. Ia juga baru saja mendapatkan penghargaan karena membantu Tim Motorsport Universitas Adelaide di kompetisi Formula SAE-A 2023 sehingga menjadi jawara Januari lalu.
Mengetahui anak, saudari dan rekannya itu tewas dalam musibah tersebut, keluarga dan teman-teman Fia segera mendatangi lokasi kejadian. Sayangnya, Alifia tak terselamatkan dan meninggal di lokasi kejadian. Sejumlah rekan membawa karangan bunga ke tempat kejadian, sementara keluarga segera datang dari Jakarta dan meminta penjelasan dari otoritas wilayah tersebut.
Atas kejadian ini, Dewan Kota Adelaide menyatakan duka cita atas peristiwa ini, sekaligus berjanji akan mengusut hal tersebut sampai tuntas. Sebagai informasi, kawasan tersebut juga sudah melalui proses pemantauan oleh Dewan Kota tahun lalu. Selain itu, dari pihak Kemenlu melalui KJRI juga membantu pemulangan jenazah Fia dengan terus berkoordinasi pada otoritas setempat.
Warganet juga membandingkan respon pemerintah Australia dan Indonesia perkara pohon tumbang
Yang menarik adalah bagaimana netizen sedikit melakukan perbandingan bagaimana pemerintah Adelaide mau mengusut tuntas perkara pohon tumbang. Namun memang menurut informasi, pihak yang berwenang dan masyarakat di sana benar-benar memperhatikan riwayat pohon di sana. Di antaranya, mengetahui bahwa kondisi pohon itu belakangan kurang stabil dan sebelumnya sudah pernah roboh.
Sementara, kasus pohon tumbang yang menimpa warga di Indonesia menurut warganet kerap mengambang begitu saja. Tidak benar-benar ditelusuri dari aspek keamanan dan keberlanjutannya. Di samping pohon, netizen juga mengungkit kasus baliho yang sempat mencelakakan pengguna jalan saat cuaca buruk dan angin kencang.
Kesadaran perkara alam dan lingkungan memang terbilang belum benar-benar tertanam di Indonesia. Bukan hanya tentang anggaran memangkas pohon secara rutin dan penghijauan, tetapi juga keberlangsungan dan keamanan bagi warganya, serta menjaga tetap lestari. Kejadian yang menimpa Alifia Soeryo dan mereka yang pernah tertimpa pohon bisa dibilang memang musibah.
BACA JUGA: Nasib Korban Kabel Menjuntai Jaksel Menanti Pertanggungjawaban, Menderita Saat Makan
Akan tetapi peristiwa seperti pohon tumbang, terkena baliho atau jerat kabel listrik seperti ini memang perlu diusut tuntas agar diketahui ada kelalaian atau tidak. Selain itu, untuk mengenali faktor risiko dan mencegah hal yang sama terjadi kembali.