Pengusaha muda di Indonesia semakin banyak jumlahnya. Bermula dari bisnis kecil yang orang tidak ‘ngeh’ sampai akhirnya produknya viral dan jadi kebutuhan konsumen. Jangan minder dulu dengan para pengusaha muda yang sukses di bawah usia 30 tahun ini. Sebab siapapun punya timelinenya sendiri untuk sukses. Inspirasi yang mau kita pelajari adalah bukan tentang kesuksesan mereka belaka.
Baca Juga : 8 Buku Bisnis Terbaik untuk Wirausaha Pemula
Melainkan juga kegagalan yang sempat mereka alami dan bagaimana cara melihat peluang dari produk yang mungkin remeh tapi ternyata orang butuhkan dalam hidup sehari-hari. Di mana ada kemauan di situ ada cuan. Mari kita simak kisahnya.
1. Pengusaha muda parfum HMNS, Rizky Arief Dwi Prakoso

Saat ini baik milenial, gen Y hingga gen Z sedang sangat concern dengan wewangian lokal. HMNS saat ini menjadi salah satu top of mind parfum dalam negeri yang punya julukan sebagai ‘parfum ala SCBD’ salah satu kawasan bisnis yang memang hits banget.
Uniknya, Rizky tadinya bekerja di salah satu brand fesyen lokal yang juga memproduksi parfum, Brodo. Kini ia sendiri bisa melahirkan produk home and body fragrances dengan berbagai inovasi campaign dan marketing, sehingga HMNS bisa mengukuhkan diri sebagai well-known local fragrance, bersanding dengan brand bergengsi lainnya.
2. Yansen Gunawan gertak penggemar pedas lewat Eatsambel

Sambel memang menjadi salah satu komoditi yang tidak berhenti orang cari. Bila sebelumnya pasar sambel mengenal Bu Rudi, satu lagi anak bangsa yang mengemas kondimen tersebut dengan konsep yang lebih masa kini. Yansen Gunawan mengkolaborasikan teknologi digital dan sambel khas racikannya agar bisa menjangkau seluruh kalangan dengan lebih mutakhir.
Apalagi kala itu Eatsambel merupakan salah satu produk yang lahir di tengah pandemi, saat kegiatan masyarakat lebih banyak di rumah saja, tetapi juga berkutat dengan pembelian online untuk kebutuhan mereka. Hingga saat ini, Eatsambel masih ‘mewabah’ di media sosial seperti Twitter dan Tiktok. Salah satu daya pikatnya selain rasa dan variannya adalah packaging yang menggemaskan anak muda.
3. Amanda Cole Sayurbox

Amanda Cole melihat kebutuhan para petani dan konsumen bahan rumah tangga untuk saling terhubung. Sebab seperti kita tahu, pasar tradisional juga seringkali menerapkan birokrasi berbelit belit atau monopoli pihak tertentu, sehingga laba yang petani dapatkan sangat tipis.
Akhirnya Amanda Cole menemukan inovasi membuat startup Sayurbox pada tahun 2016 dan berhasil mengembangkannya dengan pendanaan Rp 1,7 triliun dari Northstar dan Alpha JWC Ventures.
Perusahaannya menjembatani kondisi para petani lokal yang tidak mudah mendapatkan akses berjualan ke pasar. Dengan visi dan misinya yang mulia, Sayurbox berhasil membawa Amanda Cole masuk ke dalam list Forbes 30 Under 30 kategori Industry, Manufacturing & Energy di tahun 2019.
4. Pengusaha muda Bobobox, Indra Gunawan

Bobobox merupakan jaringan hotel kapsul yang lahir dan berkembang sejak 2018. Hal ini sesuai dengan kebutuhan traveler backpack dalam dan luar negeri yang sedang explore Indonesia. Pada 2020, perkembangan Bobobox mendapat perhatian dari Horizons Ventures dan Alpha JWC Ventures pada 2020 sehingga memperoleh pendanaan hingga 11,5 juta dollar AS.
Bobobox pada akhirnya menjadi inovasi hotel kapsul yang banyak bermanfaat dan berkontribusi dalam bidang kepariwisataan. Dan semua ini bermula dari hobi Indra sendiri yang memang gemar traveling sambil mencari penginapan. Nah, jangan remehkan hobimu, siapa tahu bisa jadi sumber cuan di masa mendatang.
5. Rafi Putra Arriyan, pengusaha muda yang mudahkan transfer gratisan dengan Flip

Belajar dari pengalaman sebagai mahasiswa yang berat mengeluarkan biaya admin untuk transfer uang, membuat Rafi Putra Arriyan dengan dua orang rekannya, Luqman Sungkar dan Ginanjar Ibnu Solikhin, di tahun 2015 berkolaborasi merintis aplikasi transfer gratis yang kita nikmati sekarang, Flip. Bahkan sebenarnya aplikasi ini mulanya sangat konvensional dalam bentuk Google Form.
Walaupun begitu, jasa ini saat itu sangat tinggi peminat di kalangan Mahasiswa UI tahun tersebut. Kompetitornya memang tidak sedikit dan bahkan sempat hampir tutup atas permintaan Bank Indonesia karena pernah kekurangan uang saat harus melakukan prosedur transfer nasabah di awal perjalanannya. Namun dalam beberapa tahun terakhir, aplikasi ini menjadi salah satu ‘sobat’ buat para kaum hemat agar tidak perlu bayar biaya admin untuk transfer antar bank.
Di tahun 2022 saat belum genap 30 tahun, Flip menjadikan Rafi Putra Arriyan masuk dalam Gen.T List 2022 Leaders of Tomorrow Shaping Asia’s Future atau lebih jelasnya adalah leaders berpengaruh yang bisa membentuk masa depan Asia. Hal ini tentunya karena ‘bayi’ yang ia dan kedua rekannya lahirkan akhirnya bisa berdampak positif bagi aktivitas transaksi digital masyarakat yang saat ini semakin meningkat.
6. Felicya Angelista Scarlett Whitening

Felicya Angelista memang sudah memiliki nama besar di dunia entertainment. Meski demikian, ia mampu membawa brandnya ini melalui strategi marketing yang baik dan mumpuni. Di antaranya menggandeng circle selebgram dan juga berkolaborasi dengan artis Korea sebagai brand Ambassador.
Scarlett Whitening akhirnya menjadi salah satu brand yang viral, bikin penasaran dan banyak orang yang tertarik menjadi resellernya. Bahkan ketika pandemi, Scarlett masih bisa menelurkan produk-produk baru di tengah maraknya brand lain yang berinovasi seperti Whitelab, Somethinc dan Avoskin.
7. James Prananto Kopi Kenangan

Kopi Kenangan adalah salah satu penggebrak kopi lokal yang berhasil. Meski ada saingan seperti Janji Jiwa dan Kopi Tuku yang bermain di pasar yang sama. Sosok muda di balik kesuksesan Kopi Kenangan adalah James Prananto.
Meski demikian, ia tidak sendiri karena berkolaborasi dengan dua partnernya yakni Cynthia Chaerunnisa dan Edward Tirtanata. Kopi Kenangan berhasil tidak hanya sebagai kopinya anak muda dan juga tongkrongan, tetapi kini membuat produknya masuk ke minimarket dan supermarket. Kekuatannya adalah branding yang dekat dengan gaya hidup anak muda produktif dan sesuai dengan budget target market tersebut.
8. Iman Taufiq Djayadiningrat sukses bisnis Salon Hairnerds

Ada yang unik dengan kisah pengusaha muda satu ini. Berangkatnya adalah dari pegawai bank yang kemudian career switching atau banting setir di bidang barbershop. Awalnya hanya sebagai sampingan sepulang kerja, Iman membuka jasa potong rambut dengan alat seadanya. Dasarnya memang pria ini suka gonta ganti gaya rambutnya sendiri. Tetapi dirinya yang memang masih muda, cukup lincah dan cekatan menjemput bola.
Di antaranya memposting lewat media sosial, melakukan home service, karena memang ia tidak memiliki salon. Ternyata cara simple ini membuat awareness akan jasanya terbangun dengan baik sehingga makin dikenal. Tahun 2020 akhirnya ia meninggalkan pekerjaan lamanya, karena sudah mulai fokus dengan barbershop besutannya, Hairnerds, yang makin berkembang.
Di saat barber lain saling FOMO dan hanya fokus bikin pomade atau bagus-bagusan interior, Iman fokus dengan consumer goods inovasinya sendiri, sehingga Hairnerds tak hanya terkenal sebagai tempat potong rambut, tetapi juga penghasil produk perawatan rambut pria masa kini.
9. Titan Tyra dan bisnis Secondate Beauty

Jadi pengusaha di dunia kecantikan memang persaingannya cukup ketat. Namun hal ini tidak menyurutkan semangat salah satu anak muda Indonesia, Titan Tyra, untuk menjalankan Secondate Beauty. Tak hanya itu, Titan Tyra juga masih memiliki beberapa jenis usaha lagi dan menjadi salah satu influencer berpengaruh di media sosial.
Kendati menjadi beauty-fluencer kerap kali dipandang sebelah mata karena anggapan privilege yang ia miliki, Titan Tyra membuktikan bahwa mental dan sikap kerja yang ia implementasikan bersama timnya lah yang berperan membawa bisnisnya punya positioning bagus di tengah masyarakat. Tak hanya menjadi entrepreneur, wanita yang memulai bisnisnya di usia 25 tahun ini juga menjadi leader yang mengkomunikasikan visi misi produk dengan baik pada seluruh timnya. Sehingga meski lahir di tengah pandemi, Secondate masih bisa survive hingga hari ini.
Masih banyak kisah pengusaha muda lainnya dengan jatuh bangun yang membuktikan bahwa merintis usaha itu bukan cuma masalah modal. Melainkan juga bagaimana mengarungi kegagalan dan ulet buat bangkit dan merintis kembali. Jangan menyerah bila kamu sedang di posisi bawah dalam merintis bisnismu. Itu adalah hal yang normal dan akan tiba masanya golden era itu membayar jerih payah kita di masa lalu.